 |
| Hanapi, M.Si bersama Hasan Basri, MA (kanan) |
"Education does not change the world. Education changes people.
People change the world" (Paulo Freire). Kutipan ini mencerminkan
semangat yang terkandung dalam perjalanan Guru Lauq Indonesia.
Guru Lauq Indonesia yang mengusung “lebur anyong
saling sedok” lahir dari hasil
obrolan santai sambil minum kopi di berbagai kesempatan antara anak-anak dari
pelosok Paer Lauq, wilayah bagian selatan di Kabupaten Lombok Timur, NTB yang
tumbuh dalam lingkungan keluarga sederhana.
Percakapan-percakapan penuh kehangatan ini tidak hanya menjadi ajang
berbagi cerita, tetapi titik awal dari lahirnya sebuah gerakan yang mengusung
perubahan. Sebuah gerakan yang berakar pada kolaborasi dan rasa kebersamaan.
Gagasan yang bermula dari obrolan santai tersebut tidak hanya mencakup
pengetahuan, tetapi imajinasi untuk menciptakan perubahan. Dari
pertemuan-pertemuan sederhana inilah, lahirlah semangat kebersamaan, memperkuat
nilai ke-Sasak-an (solidaritas).
Salah seorang penggagas Guru Lauq Indonesia, Hanapi, M.Si menjelaskan gagasan ini bermula
dari kebiasaan saat duduk bersama sambil menyeruput kopi, bercakap-cakap
tentang kehidupan dan masa depan sehingga lahir tagline mind of tomorrow
(berpikir untuk masa depan).
"Sering kali, percakapan-percakapan yang berlangsung tanpa agenda
itu justru mengandung banyak inspirasi. Kami saling berbagi pandangan dan
merancang langkah-langkah untuk membawa perubahan," ungkap Hanapi, Senin
(17/11/2025).
Guru Lauq Indonesia bukan sekadar komunitas yang menyediakan wadah untuk
berkumpul. Gerakan ini berkomitmen sebagai ruang belajar dan kolaborasi yang
melibatkan multi pihak mulai dari guru, mahasiswa, peneliti, hingga masyarakat.
“Melalui sinergi
tersebut, diharapkan dapat tercipta program-program yang lebih efektif dan
relevan, serta mengatasi berbagai isu sosial pendidikan yang dihadapi
masyarakat, terutama di wilayah yang kurang mendapat perhatian,” tegasnya
kandidat doktor Undiksha, Singaraja itu.
Direktur Eksekutif Guru Lauq Indonesia, Hasan Basri, MA menambahkan telah
merancang berbagai program yang mencakup sosial, pendidikan non formal,
pelatihan, riset, dan publikasi ilmiah yang dapat diakses semua kalangan.
Salah satu kontribusi penting yang dihadirkan adalah jurnal ilmiah yang
dikelola dengan sistem akses terbuka (open access), tanpa biaya publikasi,
sehingga karya ilmiah dapat diakses secara gratis oleh masyarakat luas.
“Program ini sejalan dengan upaya untuk menghilangkan hambatan akses
terhadap pengetahuan yang selama ini terbatas di kalangan tertentu,” urai kandidat doktor Griffith
University Australia itu.
Jurnal-jurnal yang dikelola oleh Guru Lauq Indonesia, seperti Jurnal
of Sasak, Journal of Qualitative Review, Guru: Jurnal Pengabdian dan
Pemberdayaan, dan Asian Journal of Religion yang mengangkat berbagai
isu.
Menurutnya, Upaya ini sebagai langkah nyata memperluas cakrawala
pengetahuan yang bisa diakses para peneliti, praktisi, dan masyarakat luas. Gerakan
ini berpegang pada prinsip-prinsip dasar yang kokoh, seperti integritas ilmiah,
kebersamaan, dan keberlanjutan.
"Kami tidak hanya ingin menyediakan akses pengetahuan, tetapi
membuka jalan bagi masyarakat untuk ikut serta dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak," ujar
Hasan.
Guru Lauq Indonesia juga memastikan setiap program yang dijalankan
relevan dengan kebutuhan dan konteks masyarakat. Sebagai contoh,
program-program pelatihan yang melibatkan para guru, dosen, dan mahasisw serta
masyarakat.
"Kami ingin melahirkan pengetahuan berbasis pada nilai-nilai budaya
lokal, tetap terbuka terhadap perkembangan global. Semua ini bertujuan untuk
memperkuat masyarakat agar mampu bertahan dalam menghadapi tantangan dunia yang
semakin kompleks,” tegasnya.
Komunitas ini tidak hanya ingin memberikan dampak jangka pendek, tetapi
membangun kapasitas manusia yang mampu menciptakan perubahan jangka panjang, mewujudkan masyarakat yang mandiri, berdaya saing, dan adaptif.
Seperti yang dikatakan Nelson Mandela, "Education is the most
powerful weapon which you can use to change the world," Guru Lauq
Indonesia percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk menciptakan
perubahan yang nyata.
“Dengan misi dan semangat, Guru Lauq Indonesia terus memberikan manfaat,
dan menjadi kekuatan penggerak perubahan sosial melalui pendidikan yang
berbasis kolaborasi, pemberdayaan, dan keberlanjutan,” pungkas pria yang kerap
disapa Guru Dane.