www.okenews.net

Berita Utama

Politik

Sosial

 

 


Video

Senin, 09 Juni 2025

Mi6 Bakal Ajukan Zul-Rohmi Sebagai Nominasi Peraih Hadiah Nobel

Okenews.net- Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 bakal mengajukan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Periode 2018-2023, Dr. H Zulkieflimansyah-Hj Sitti Rohmi Djalilah sebagai nominasi peraih Nobel Perdamaian.


Sebuah kolaborasi kini sedang dinisiasi Mi6 bersama dengan anggota DPR RI, sejumlah Guru Besar, dan mitra Lembaga Swadaya Masyarakat internasional di Indonesia, sebagai jalur pencalonan resmi untuk nominasi peraih Nobel.


”Komite Nobel membuka kesempatan pengajuan nominasi hingga 31 Januari setiap tahun. Sebuah kolaborasi kini sedang dinisiasi untuk menyiapkan Dokumen Nominasi, sehingga dapat diajukan sebelum tenggat pada 31 Januari tahun depan. Kami sependapat dengan khalayak, duet kepemimpinan Doktor Zul dan Ummi Rohmi, adalah cahaya dari pelosok Indonesia kepada dunia,” kata Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto, di Mataram, Senin (09/06/2025).


Aktivis senior Bumi Gora yang karib disapa Didu ini mengungkapkan, pasangan Zul-Rohmi memimpin NTB periode 2018–2023 dengan komitmen yang teguh terhadap nilai-nilai demokrasi, pembangunan perdamaian, dan kemanusiaan.


Di wilayah yang ditandai oleh keberagaman sosial dan kerentanan historis terhadap konflik seperti NTB, Zul-Rohmi kata Didu, memimpin dengan empati, integritas, dan dedikasi yang kuat terhadap pemerintahan yang inklusif, terbuka bagi semua.


Didu menegaskan, upaya nyata Zul-Rohmi dalam membina kerukunan antaragama, menyelesaikan pertikaian lokal melalui dialog, dan menanggapi krisis kemanusiaan dengan belas kasih, jelas-jelas adalah contoh kepemimpinan perdamaian yang ingin dihormati oleh Hadiah Nobel Perdamaian.


“Mengajukan pasangan Zul-Rohmi sebagai nominasi peraih Hadiah Nobel Perdamaian sepenuhnya karena pasangan ini memenuhi kriteria substansial dan didasari keyakinan bahwa warisan kepemimpinanya akan terus menginspirasi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga sebagai model kepemimpinan moral dan demokratis di belahan bumi selatan,” ucap Didu.


Didu kemudian membeberkan bagaimana kepemimpinan demokratis dan inklusif Zul-Rohmi di daerah multikultur seperti NTB. Zul-Rohmi kata Didu, memahami sepenuhnya, betapa NTB adalah provinsi yang kompleks secara etnis dan agama. Itu sebabnya, Zul-Rohmi memilih kepemimpinan dengan pendekatan inklusif dan dialogis.


Hasilnya, Zul-Rohmi aktif menciptakan ruang-ruang partisipasi publik melalui musyawarah warga, pelibatan Ormas, dan forum masyarakat adat. Hal itu menunjukkan bagaimana Zul-Rohmi menjaga iklim demokrasi NTB yang sehat di tengah tantangan politik identitas dan potensi ketegangan horizontal.


”Publik NTB tahu, sebagai kepala daerah, Zul-Rohmi dikenal karena komitmennya membuka ruang-ruang demokrasi yang hidup, menghormati perbedaan pendapat, dan tidak pernah mematikan kritik,” tandas Didu.


Lima tahun memimpin NTB, Zul-Rohmi juga kata Didu, menerapkan kepemimpinan berbasis hati dan aksi kemanusiaan. Didu memberi contoh banyaknya inisiatif kemanusiaan saat bencana gempa dahsyat melanda NTB pada 2018. Zul-Rohmi berada di garis depan pemulihan pascabencana, dan memberikan dukungan terhadap masyarakat miskin dan marginal.


Kepemimpinan Zul-Rohmi yang mengedepankan empati juga terlihat dalam berbagai kebijakan yang terkait dengan penanganan pengungsi, bantuan pendidikan, pemberdayaan UMKM, dan akses kesehatan.


”Zul-Rohmi lebih dari sekadar administrator. Keduanya adalah pemimpin yang hadir langsung di tengah rakyatnya ketika krisis datang,” kata Didu.


Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode ini juga menjelaskan bagaimana Zul-Rohmi menjembatani perbedaan dan mendorong rekonsiliasi sosial di NTB. Sejarah mencatat, bagaimana keduanya beberapa kali berhasil meredam konflik sosial dengan pendekatan humanis dan damai. Zul-Rohmi juga mendorong kerukunan antarumat beragama melalui dialog lintas iman, pendidikan toleransi, dan program budaya.


Di sisi lain, Zul-Rohmi adalah pemimpin daerah dengan pandangan global. Dr. Zul misalnya, memiliki latar belakang pendidikan internasional dengan meraih gelar Ph.D. dari University of Strathclyde, UK, namun memilih mengabdi di daerah. Itu mengapa, selama kepemimpinannya, Zul-Rohmi berupaya menghubungkan NTB dengan dunia luar. Antara lain dengan menjalin kerja sama internasional untuk pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.


Selama memimpin NTB, kata Didu melanjutkan, pasangan Zul-Rohmi juga memiliki kredibilitas moral dan keteladanan pribadi. Gaya kepemimpinan keduanya sangat bersahaja, tidak elitis, dan dekat dengan rakyat. Keduanya juga dikenal tidak anti-kritik, dan tetap memegang prinsip meski menghadapi tekanan politik.


“Kemimpinan Zul-Rohmi memiliki dampak berkelanjutan. Banyak inisiatif keduanya tetap berjalan bahkan setelah masa jabatannya berakhir. Meninggalkan warisan sosial berupa budaya damai, toleransi, dan penguatan masyarakat sipil,” kata Didu.


Karena itu, Didu menegaskan, langkah mengajukan pasangan Zul-Rohmi sebagai nominasi peraih Nobel Perdamaian, bukanlah sebuah sensasi. Namun, benar-benar dilandasi keyakinan bagaimana kepemimpinan keduanya memenuhi kreteria substansial Komite Nobel.


Didu pun menjelaskan, banyak yang tidak tahu, bahwa Komite Nobel juga membuka ruang pengajuan nominasi bagi tokoh-tokoh lokal di tingkat provinsi, bahkan di tingkat kabupaten. Didu memberi contoh, pengajuan tokoh-tokoh berpengaruh di tingkat daerah dan dinominasikan ke Komite Nobel, sehingga turut menjadi inspirasi lahirnya inisiasi bersama untuk menominasikan pasangan Zul-Rohmi.


Tokoh pertama yang disebut Didu adalah Abdon Nababan. Dia adalah tokoh adat dari Tapanuli, Provinsi Sumatera Utara. Pernah masuk nominasi Nobel Perdamaian tahun 2017 karena perjuangannya atas hak masyarakat adat.


Didu juga menyebut Tri Mumpuni Wiyatno, tokoh perempuan dari Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan. Dinominasikan untuk Nobel Ekonomi atau Perdamaian, mengingat dedikasi luar biasanya mengembangkan listrik mikrohidro di desa-desa terpencil.


Dan nama terakhir yang disebut Didu adalah Maria Ressa, jurnalis asal Filipina. Maria bukanlah tokoh nasional. Tapi kerja-kerja jurnalisnya di tingkat daerah yang terkait kebebasan pers di negaranya, pada akhirnya membuka mata dunia. Maria kemudian dianugerahi Nobel Perdamaian pada tahun 2021.


”Jadi, bukan asal tokoh yang menentukan layaknya ia dinominasikan untuk Nobel. Tapi keberanian, ketulusan, dan dampaknya bagi umat manusia. Zul-Rohmi merawat perbedaan, menolak kekerasan, dan merangkul semua. Sejatinya Zul-Rohmi telah mengukir makna Nobel di tanah tempat keduanya dilahirkan,” tandas Didu.

Rabu, 04 Juni 2025

Selamatkan Gawah, Mahasiswa Hamzanwadi Hijaukan Lereng Rinjani


Gawah tilah masyarakat molah, aiq limpah selapuk cigah
(hutan terjaga, masyarakat enak, air melimpah untuk semua kehidupan). Sebuah tagline yang digaungkan saat pelaksanaan penghijuaan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni.

Tagline ini menjadi menarik karena mencerminkan filosofi hidup masyarakat Sasak yang sangat menghargai alam. Bagi mereka, menjaga alam bukan sekadar melakukan penghijauan, tapi kebersamaan menjaga warisan, dan masa depan. 

Di sinilah semangat itu hidup kembali—dalam aksi nyata anak-anak muda dari Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Hamzanwadi yang menanam 1.500 pohon di lereng Rinjani, Sabtu (31/05/2025) dan Selasa (03/06/2025) di Joben Montong Gading. 

Kegiatan ini bukan sekadar "tanam-tanam lalu pulang". Lebih dari itu, ini bentuk cinta pada bumi, pada air, pada kehidupan. Mereka datang bukan sekadar bibit, tapi dengan harapan semoga anak cucu nanti masih bisa melihat Rinjani hijau, merasakan sejuknya hutan, dan mendengar gemericik air dari mata air yang tak pernah kering.

Di tengah isu perubahan iklim yang makin terasa dampaknya, langkah kecil seperti ini justru punya makna besar. Soalnya, siapa lagi yang bisa jaga alam kalau bukan kita sendiri? Jadi, kalau hari ini bisa menanam pohon, kenapa kita enggak bisa ikut menyiram dan mendukungan? Atau syukur-syukur, ikut tanam di sekitar rumah, sekolah, atau kampus, karena bumi tidak butuh omongan, tapi butuh tindakan.

Terkait dengan itu, Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Hamzanwadi melaksanakan aksi nyata melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) berupa penanaman pohon di hutan (gawah) kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

Mengusung tema “Joben Betaletan, Joben Lestari”, kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi nyata dalam mendukung kelestarian ekosistem hutan dan mata air, serta merespons krisis iklim yang kian mengkhawatirkan di tengah ancaman iklim global. 

Kegiatan ini juga merupakan bentuk dukungan penuh terhadap keberlanjutan Program Kampung Iklim (Proklim), sebagai wujud komitmen dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi perubahan iklim. Komitmen ini sejalan dengan pesan Menteri LHK saat memberikan penghargaan kepada Universitas Hamzanwadi dalam acara Festival LIKE 2 Tahun 2024 di Jakarta.

"Aksi kolaboratif ini melibatkan banyak pihak, antara lain: Kelompok Proklim Joben Lestari, Balai TNGR, BPDLH, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Mataram, Prodi Teknik Lingkungan Universitas Hamzanwadi," ungkap Korprodi Teknik Lingkungan Agus Muliadi.

Acara pembukaan kegiatan dihadiri oleh sejumlah tokoh dan lembaga penting, seperti: Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi NTB, Perwakilan BTNGR, dan DLH Kabupaten Lombok Timur, Kapolsek Montong Gading, Tokoh agama, LSM, Manggala Agni, dan Pusdal Bali Nusra, Direksi Bank NTB Syariah, mahasiswa, pelajar, petani dan masyarakat sekitar

Pada hari pertama, sebanyak 300 pohon berhasil ditanam. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penyerahan penghargaan kepada sejumlah tokoh masyarakat yang telah berjasa dalam menjaga dan melestarikan kawasan TNGR, termasuk para petani dan pekebun setempat. Kegiatan hari pertama ditutup dengan peresmian Proklim Mart oleh Sekda Kabupaten Lombok Timur.

"Sementara pada hari kedua, kegiatan berlanjut dengan penanaman 1.200 pohon, sehingga total pohon yang berhasil ditanam dalam dua hari tersebut mencapai 1.500 pohon. Sekitar 65 mahasiswa dan dosen Prodi Teknik Lingkungan ikut terlibat langsung dalam kegiatan ini," tuturnya. 

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, mahasiswa juga mendapat edukasi konservasi dari Balai TNGR yang menekankan pentingnya menjaga hutan demi keberlangsungan kehidupan makhluk hidup saat ini dan generasi mendatang. 

"Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi kampus dan masyarakat luas untuk terus berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam gumi paer Sasak-Lombok," harapnya. 

Selasa, 03 Juni 2025

Pisah Sambut Penuh Makna, Lapas Kelas IIB Selong Apresiasi Pengabdian dan Sambut Semangat Baru

Lapas kelaa IIB Selong
Okenews.net- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Selong menggelar acara pisah sambut pejabat Kasubsi Registrasi dan Bimbingan Kemasyarakatan (Bimkemas) pada Selasa (03/06/2025). 


Acara tersebut menjadi momen penuh haru dan semangat, menandai peralihan tanggung jawab dari Bapak Ahmad Saepandi kepada pejabat baru, Bapak Iman Haidar Pratama.


Kepala Lapas Kelas IIB Selong, Ahmad Sihabudin, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Bapak Ahmad Saepandi atas dedikasi, loyalitas, dan kontribusinya selama menjabat. 


"Terima kasih, Pak Saepandi, atas dedikasi dan kerja kerasnya selama ini. Semoga pengalaman dan ilmu yang telah diberikan dapat menjadi inspirasi bagi kami untuk terus meningkatkan kinerja dan pelayanan di Lapas Selong," ungkapnya.


Dalam kesempatan yang sama, Bapak Ahmad Saepandi menyampaikan rasa syukur dan kesannya selama bertugas di Lapas Selong.


"Saya sangat bersyukur pernah menjadi bagian dari Lapas Selong. Banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan di sini. Semoga Lapas Selong terus berkembang dan memberikan pelayanan terbaik kepada warga binaan," ujarnya.


Sementara itu, Bapak Iman Haidar Pratama yang kini mengemban tugas sebagai Kasubsi Registrasi dan Bimkemas, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan dan meningkatkan capaian yang telah diraih.

 

"Saya siap bekerja sama dengan seluruh jajaran untuk memberikan pelayanan terbaik dan mendorong kemajuan Lapas Selong ke arah yang lebih baik," tegasnya.


Acara pisah sambut ini berlangsung dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan. Selain menjadi ajang silaturahmi, kegiatan ini juga mempererat ikatan emosional antarpegawai. 


"Meskipun berpindah satuan kerja, Bapak Ahmad Saepandi tetap menjadi bagian dari keluarga besar Lapas Kelas IIB Selong," tambah Kalapas Ahmad Sihabudin.


Dengan semangat baru dan kebersamaan yang terjaga, Lapas Kelas IIB Selong optimis dapat terus memberikan pelayanan terbaik dalam mendukung proses pembinaan bagi warga binaan.

Senin, 02 Juni 2025

Perkuat Literasi, Mahasiswa Sosiologi Hamzanwadi Gelar Seminar dan Launching Buku


Okenews.net
 - Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Sosiologi FISE Universitas Hamzanwadi menggelar Seminar Kepenulisan dan Launching Buku, Sabtu 31 Mei 2025.

“Kegiatan ini bertujuan membangkitkan semangat literasi mahasiswa dan pelajar melalui dialog inspiratif bersama para penulis buku,” ujar Korprodi Pendidikan Sosiologi M Zainul Asro, MA.

Dijelaskan, kegiatan ini bukan sekadar seremoni peluncuran buku, melainkan menjadi bagian dari gerakan literasi yang ingin terus digelorakan oleh mahasiswa.

"Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi lebih dari itu. Buku adalah alat perjuangan, dan menulis adalah salah satu bentuk pengabdian intelektual," ujarnya.

Asror menambahkan, mahasiswa sebagai generasi muda harus berani tampil sebagai produsen gagasan, bukan sekadar konsumen informasi.

Ia berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi motivasi untuk aktif menulis, berbagi ide, dan menghasilkan karya-karya orisinal yang memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

"Kami berharap HMPS bisa terus menghadirkan forum-forum literasi yang lebih luas. Dengan literasi yang kuat, kita bisa menciptakan generasi kritis, cerdas, dan berkarakter," tutupnya.

Ketua HMPS Pendidikan Sosiologi, Wahyudi Saputra menyampaikan terima kasih atas dukungan terselenggaranya kegiatan Seminar Kepenulisan dan Launching Buku.

Menurutnya, melalui buku yang berkualitas, tidak hanya menyebarkan pengetahuan, tetapi menanamkan nilai, membentuk karakter, dan mendorong perubahan positif di tengah masyarakat.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi pemantik semangat bagi mahasiswa untuk terus menulis, membaca, dan berpikir kritis,” ujarnya.

Sebagai bentuk apresiasi atas suksesnya pelaksanaan kegiatan ini, HMPS Pendidikan Sosiologi menerima penghargaan dari para narasumber berupa sertifikat dan buku.

Penghargaan tersebut menjadi simbol dukungan terhadap peran mahasiswa dalam pengembangan budaya literasi di lingkungan kampus dan masyarakat luas.

Beberapa buku yang dilaunching yakni Meraih Cinta-Nya: Menikah untuk Taat Bukan untuk Maksiat, Mozaik al-Qur’an: Kajian Berbagai Topik Perspektif al-Qur’an.

Selain itu, buku berjudul Bersegeralah Kembali Kepada-Nya: Karena Mendekat Kepada-Nya adalah Sumber Kebahagiaan Sesungguhnya, dan Pena dan Kita: Klaimat-kalimat yang Dipungut Kembali agar Aksaraku tak Hilang.

Mimbar Bebas 100 Hari Iqbal-Dinda, Ombudsman NTB Sebut Pelayanan Publik Masih Bermasalah, Banyak Dinas Zona Kuning

Okenews.net- Mimbar Bebas 100 Hari Pemerintahan Gubernur NTB H Lalu Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur Hj Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) yang diinisiasi Pojok NTB dan Mi6, berlangsung penuh warna.


Mimbar Bebas tersebut menjadi panggung suara hati publik. Ada harapan, ada sorotan, dan ada pula kekhawatiran. Semua disampaikan dengan semangat demokrasi, demi perbaikan di masa depan. 


Berlangsung di Tuwa Kawa Coffee Roastery, Ahad, 1 Juni 2025 malam, Mimbar Bebas ini dihadiri beragam elemen. Mulai dari anggota parlemen, pimpinan lembaga pemerintahan, pimpinan organisasi, budayawan, aktivis, tokoh muda, dan para pegiat sosial. Mimbar Bebas dipandu Abdul Majid dan Ridha Andi Patiroi. 


“100 hari Iqbal-Dinda masih sangat pendek untuk mengukur lima tahun kinerjanya ke depan. Namun, 100 hari ini dapat menjadi ruang untuk mengkritisi kebijakannya. Tapi sekali lagi, saya berharap kritik dalam kerangka yang konstruktif dan bukan di luar jalur,” kata Hendra Kusuma, Ketua Panitia, saat didaulat membuka Mimbar Bebas. 


Dewan Pendiri Mi6 ini mengingatkan, bahwa 100 hari bukan ukuran final. Namun begitu, sangat penting sebagai titik awal evaluasi.


Direktur Pojok NTB, Muhammad Fihiruddin, mengemukakan hal senada dengan Hendra. Dia menekankan pentingnya menjadikan momentum Mimbar Bebas ini sebagai "kompas" arah kepemimpinan. 


“100 hari kepemimpinan Iqbal-Dinda saya harap akan memberikan kemajuan untuk NTB ke depan. Diskusi ini ajang memberikan penilaian terhadap mereka. Semua kita undang, baik relawan maupun bukan. Boleh mengkritisi atau menyanjung, tapi tetap objektif,” tegas Fihiruddin. 


Dalam kesempatan tersebut, aktivis muda NTB ini juga menyampaikan penilaiannya yang cukup tajam terhadap kinerja awal pemerintahan Iqbal-Dinda. 


“Secara pribadi saya melihat NTB seperti tidak memiliki gubernur dan wakil gubernur. NTB berjalan autopilot. Kita butuh pemimpin yang berani dan tegas mengambil keputusan strategis, bukan hanya bicara ‘akan dan akan’,” katanya. 


Orasi Dr Iwan Harsono


Usai sambutan dari Hendra dan Fihiruddin, moderator kemudian mendaulat para tokoh yang hadir untuk menyampaikan orasi. Ekonom senior Universitas Mataram NTB Dr Iwan Harsono mengawali pertama kali.


Iwan Harsono menyampaikan kritiknya, lantaran hingga 100 hari pemerintahannya, belum tampak arah kebijakan yang jelas dari pasangan Iqbal-Dinda. 


“100 hari adalah waktu untuk membangun trust. Rakyat sudah memberikan kepercayaan melalui visi-misi mereka, tapi sampai hari ini saya belum melihat bagaimana visi-misi itu akan diwujudkan,” ujar Iwan. 


Ia juga menilai jargon meritokrasi yang digaungkan pasangan Iqbal-Dinda. Selain belum sama sekali terealisasi, Iwan mengkritik, meritoktasi bukanlah program. Namun, kewajiban Iqbal-Dinda yang telah diatur dalam Undang-Undang. 


“Meritokrasi itu amanat Undang-Undang, bukan program. Kita butuh aktualisasi, bukan hanya narasi,” tandas ekonom yang menamatkan pendidikan doktoralnya di Australia tersebut. 


Orasi Raden Nuna Abriadi


Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD NTB, Raden Nuna Abriadi, menilai masa 100 hari dapat menjadi indikator awal untuk membangun kepercayaan publik.


“Meskipun tidak bisa menjadi acuan utama, tapi ini adalah pijakan penting. Harus ada gebrakan, bukan sekadar seremoni,” kata Nuna. 


Politisi PDI Perjuangan ini juga menyoroti ketidaksesuaian data pangan NTB yang disampaikan Gubernur ke pemerintah pusat.


“Katanya 10 sampai 12 ton per hektare, tapi faktanya hanya 6 ton. Ini retorika untuk menyenangkan pusat atau bagaimana? Saya nggak ngerti," sindirnya.


Dalam kesempatan itu, Nuna juga membela kinerja Bank NTB Syariah dari narasi negatif yang berkembang, dan justru datang dari pemerintahan. 


“Kalau pemerintah selalu berpandangan negatif, bagaimana masyarakat? OJK bilang tidak ada masalah kok,” ujarnya.


Orasi Kepala Ombdusman NTB


Kepala Perwakilan Ombudsman NTB, Dwi Sudarsono, mengingatkan agar pemerintah tidak lupa menyentuh persoalan dasar masyarakat.


“Kita sering bicara soal besar. Anggaran, proyek. Tapi pelayanan publik masih bermasalah. Banyak dinas warnanya masih kuning dalam penilaian kepatuhan. Padahal ini soal izin, KTP, pendidikan. Selesaikan hal mendasar dulu,” ujarnya mengingatkan.


Orasi Plt Ketua PSI


Tentu tidak cuma kritik yang meluncur. Pandangan lebih moderat datang dari Plt Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) NTB Ahmad Ziadi. Dalam kontestasi Pilgub NTB 2024, politisi asal Lombok Tengah ini merupakan salah satu anggota tim pemenangan Iqbal-Dinda. 


“Pemimpin itu kepala. Kalau kepalanya sehat, seluruh tubuh ikut sehat. Saya yakin satu per satu janji politik akan dijawab oleh Iqbal-Dinda sesuai aspirasi masyarakat,” ucapnya.


Menurut Ziadi, saat ini pasangan kepala daerah itu sedang membangun "kuda-kuda".


“100 hari ini bukan akhir, tapi alarm. Saya melihat sudah banyak langkah awal yang dikerjakan. Ini bukan pembelaan,” jelasnya.


Orasi Anggota Arif Rahman


Mendapat giliran berikutnya, Anggota DPRD NTB dari Fraksi NasDem, Lalu Arif Rahman Hakim, mengajak publik untuk bersabar dan menilai kinerja berdasarkan parameter yang jelas. 


“Kalau mau menilai kinerja, parameternya semestinya per semester. Kita harus ukur dengan angka, bukan asumsi. Saat ini pemerintah baru mulai. Realisasi anggaran dan dampaknya di masyarakat itu yang harus dilihat,” tegasnya. 


Ia juga menambahkan bahwa saat ini pemerintah sedang dalam tahap efisiensi dan kemungkinan akan melakukan perampingan OPD. “Ini tahapan penting dan akan kita bahas bersama,” tandasnya. 


Orasi Eksekutif Daerah WALHI NTB


Eksekutif Daerah WALHI NTB, Amri Nuryadin, mengingatkan Iqbal-Dinda tentang banyaknya kasus penambang ilegal dan masih maraknya deforestasi hutan di NTB. Akibatnya, BNPB terus menerus mengingatkan NTB akan potensi bencana. 


“Sikap politik Iqbal-Dinda yang ditunggu masyarakat saat ini,” ujar Amri mengingatkan. 


Dia menegaskan agar pemerintah Iqbal-Dinda mampu untuk memulihkan kondisi NTB. 

Dalam kacamata nasional, Amri mengungkapkan, akan ada 315.443 hektare lahan diorientasikan sebagai lahan pangan dan energi. Semua itu menunggu sikap konkret Pemprov NTB. Menurut Amri, ratusan ribu hektare lahan tersebut menjadi hal-hal pokok yang mesti segera disikapi Iqbal-Dinda. 

“Kemudian soal bencana alam. Apakah sulit Gubernur menyatakan ada difersivikasi terhadap jagung yang ditanam. Hampir 20 persen dari luasan daratan kita isinya jagung. Berani tidak Gubernur mengatakan akan melakukan pembatasan?” tandasnya.


Pada saat yang sama, Amri juga mengungkapkan, lahan NTB sudah hampir hancur. Belum lagi ada 355 izin usaha pertambangan pada lahan seluas 219 ribu hektare. 


“Kita tidak menuntut implementasi dalam 100 hari kerja ini. Tapi kita ingin sikap jelas Gubernur terhadap situasi dan kondisi yang ada. Sikap politik itu yang kita tuntut,” bebernya.

Orasi Ketua KNPI

Ketua DPD KNPI NTB Taupik Hidayat juga melontarkan kritik. Taupik menilai, belum ada hasil kerja konkret dari Iqbal-Dinda dalam 100 hari pertama keduanya bekerja memimpin NTB. 


“Terlalu banyak bicara akan-akan dan akan,” tandasnya. 


Taupik kemudian menyebutkan sejumlah janji-janji Iqbal-Dinda yang menurutnya tidak berpijak pada kondisi kontekstual. 


Aktivis muda ini kemudian menyoroti sifat dan watak Gubernur NTB. Ia mengaku banyak menerima keluhan dari sejumlah Organisasi Kepemudaan. 


“Kita bersurat resmi, dua bulan belum tentu dijawab, tidak ada konfirmasi. Ini kan jauh berbeda dari gubernur-gubernur sebelumnya,” jelasnya. 


Taupik kemudian membandingkan kinerja Gubernur Iqbal dengan sejumlah gubernur lain di Indonesia. Menurutnya, gubernur di daerah lain yang telah menunjukkan adanya keberpihakan dan akselerasi pembangunan.


Orasi Aktivis Perempuan


Mimbar bebas kemudian diisi oleh Aktivis Perempuan Ni Putu Virgi Eka Ayu Rasta. Sebagai mahasiswa, dirinya ingin agar jalannya pemerintahan mesti dinilai objektif dan tidak boleh parsial. Menurut Virgi, Iqbal-Dinda perlu menerima masukan dari perspektif anak muda. Termasuk juga mengakomidir pendapat dari anak-anak muda. 


Masalah pertama yang dikemukakan Virgi adalah berbagai problem di sektor pendidikan.


“Kita tidak pungkiri bahwa beasiswa yang diberikan pemerintah sebelumnya itu bagus, meningkatkan minat belajar. Dari 100 hari ini kami belum lihat program konkret di sektor pendidikan,” katanya. 


Menurut Virgi, peningkatan kualitas pendidikan harusnya selaras dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). 


Di sisi lain, Iqbal-Dinda, kata Virgi, ingin mengembangkan sejumlah destinasi pariwisata menjadi kelas dunia. Salah satu aspek yang menurutnya belum terurai pada sektor itu adalah harga tiket pesawat menuju NTB yang terlampau tinggi. 


"Kalau akomodasi mahal, kita akan banyak kehilangan wisatawan ke NTB," katanya.


Ia juga menyoroti rencana peleburan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dengan Dinas Sosial (Dinsos) NTB. Menurutnya, itu langkah yang kurang tepat.


Terutama di tengah kian ramainya kasus pelecehan seksual di NTB. Terutama di intitusi pendidikan. 


“Saya merasa bahwa kepemimpinan Iqbal-Dinda selama 100 hari ini tidak berpihak pada perempuan dan anak. Ini suatu kemunduran,” bebernya.


Orasi Aji Maman


Penilaian 100 hari Iqbal-Dinda berikutnya disampaikan Anggota DPRD NTB dari PAN, Muhammad Aminurlah alias Aji Maman. Iqbal-Dinda, kata Aji Maman, sudah melangkah dari ujung Sape sampai Ampenan. Dari bencana alam sampai bencana sosial sudah diatensi.


“Menurut saya, apa yang menjadi program prioritas Iqbal-Dinda seperti penanganan kemiskinan ekstrem, ketahanan pangan, dan pariwisata mendunia telah mulai terlihat,” jelansya. 


Aji Maman mengaku, mesti ada keberpihakan anggaran pada sektor-sektor prioritas kepala daerah. “100 hari ini Pak Gubernur sudah menata birokrasi yang sebelumnya tidak profesional,” jelasnya. 


Iqbal-Dinda, kata Aji Maman berharap Iqbal-Dinda juga fokus pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurutnya, Iqbal-Dinda telah berupaya tanggap terhadap situasi sosial masyarakat NTB. 


“Yang perlu dipikirkan juga adalah binus demograsi. Hitung, setiap tahun lulusan kampus kita di NTB berapa. Kita carikan jalan keluarnya, kita antisipasi melonjaknya angka pengangguran,” jelasnya.


Aji Maman mengapresiasi langkah perampingan OPD yang dilakukan Iqbal-Dinda.


Orasi Muzakkir


Setelah Aji Maman, giliran Muzakkir. Dirinya mengapresiasi acara yang diinisiasi Pojok NTB dan Mi6. Menurutnya, acara tersebut merupakan forum yang demokratis. Iqbal-Dinda disebutnya adalah sosok yang terbuka menerima masukan. 


“Gaya kepemimpinan sekarang ini memang berbeda dengan sebelumnya. Mudah-mudahan Pak Gubernur mendengar suara hati kawan-kawan malam ini. Baik apresiasi maupun kritik,” jelasnya.



“Kalau pilihannya puas dan tidak puas, saya memilih puas terhadap kepemimpinan 100 hari Iqbal-Dinda,” sambungnya.



Orasi Ahmad SH



Closing statement disampaikan oleh Ketua DPD Partai NasDem Lombok Tengah sekaligus Anggota DPRD Kabupaten Lombok Tengah Ahmad Syamsul Hadi. Ahmad SH mengemukakan, acara Mimbar Bebas 100 hari Iqbal-Dinda penuh dengan kritik dan otokritik.


“Tapi saya lihat tadi yang orasi sangat teknokratik,” jelasnya.


Ahmad SH memulai pandangannya dengan menceritakan kisah Franklin Delano Roosevelt ketika terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada 1933 silam. Saat itu, Roosevelt terpilih dalam satu masa dimana Amerika dalam depresi. 


“Di sana awal mula orang mengangkat tema 100 hari kerja,” jelasnya.


Saat itu, 15 rancangan Undang-Undang dia berhasil buat di Kongres. Kemudian 25 persen pengangguran dalam masa yang singkat ia tuntaskan. 


Pada 2009, Barrack Obama menemukan hal serupa. Ia berhadapan dengan satu masa 'resesi hebat'. Obama kemudian mampu meletakkan sendi-sendi pemerintahannya dalam masa 100 hari. Itu kemudian dikenal dengan Obama Care.


“Kerja 100 hari ini pernah dikritik oleh Jhon F Kennedy yang menilai kerja 100 hari bukan ukuran menilai kinerja pemerintahan. Tetapi ia meletakkan dasar bahwa 100 hari menjadi penting sebagai suatu landasan menentukan kerja-kerja berikutnya,” bebernya. 


Dalam konteks Iqbal-Dinda, dalam konstruksi berpikir NTB ke depan, maka yang akan menjadi pertaruhan sesungguhnya adalah ide dan gagasan dalam masa 100 hari itu.


“Kita akan memeriksa konsistensi ini dalam jangka waktu yang panjang,” pungkasnya. 


Acara Mimbar Bebas ini menjadi ruang terbuka pertama yang secara khusus membedah kinerja awal pemerintahan Iqbal-Dinda. Meski kritik tajam disampaikan dari berbagai arah, semangat membangun dan mengawal janji politik tetap menjadi benang merah yang menyatukan diskusi tersebut.

 

“Seratus hari memang bukan waktu lama. Tapi harusnya cukup untuk menunjukkan arah dan niat baik kepemimpinan. Dalam 100 hari harusnya fondasi perubahan mulai diletakkan. Waktu akan menjawab apakah bangunan di atas fondasi itu berdiri atau justru sebaliknya,” keta Direktur Mi6 , Bambang Mei Finarwanto  menekankan.

Sabtu, 31 Mei 2025

Dua Siswi MAN 1 Lotim Raih Juara 1 dan 2 Lomba Desain Grafis

Para juara desain grafis
Okenews.net – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan siswa MAN 1 Lombok Timur. Dua siswi kelas XI IPA 2, Haifa Arsil dan Reivalila Fildza, berhasil meraih Juara 1 dan 2 dalam Lomba Desain Grafis tingkat SLTA se-NTB.

Lomba tersebut diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Hamzanwadi pada 29–31 Mei 2025. Kompetisi yang diikuti ratusan peserta dari SMA/SMK dan MA se-NTB ini menjadi ajang unjuk kreativitas di bidang teknologi desain digital.

"Juara 1 diraih Haifa Arsil (XI IPA 2) dan juara 2 berhasil direbut Reivalila Fildza (XI IPA 2)," ungkap Tim Prestasi MAN 1 Lotim, Sabtu (31/05/2025) di Selong. 

Atas torehan preatasinya ini kedua siswi yang aktif di ektrakurikuler ICT MAN 1 Lotim ini berhasil membawa pulang piala, sertifikat juara dan dana pembinaan. 

Kepala MAN 1 Lotim, M. Nurul Wathoni, menyampaikan apresiasi atas prestasi tersebut. Menurutnya, keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja keras siswa serta dukungan penuh dari pembina ekstrakurikuler ICT yang selama ini konsisten mendampingi. 

"Prestasi yang dirah ini tentu lahir dari ikhtiar yang sungguh-sungguh dari siswa dan pembina yang tentu pihak madrasah juga akan terus memberikan suport termasuk memberikan reward melalui program tebus prestasi," ungkap Wathoni.

Ia menambahkan bahwa dalam konteks pendidikan abad ke-21, keterampilan di bidang teknologi informasi dan desain digital merupakan bagian dari life skills yang sangat relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri kreatif saat ini. 

Oleh karena itu, madrasah perlu menyediakan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi mereka, tidak hanya di bidang akademik dan keagamaan, tetapi juga dalam bidang teknologi dan inovasi.

“Desain grafis bukan sekadar kemampuan teknis, tetapi melatih daya pikir kreatif, estetika visual, serta kemampuan memecahkan masalah melalui media digital. Prestasi ini menunjukkan bahwa siswa madrasah mampu bersaing di bidang-bidang yang memerlukan kreativitas tinggi dan penguasaan teknologi,” tegasnya.

Wathoni berharap pencapaian ini menjadi motivasi bagi siswa lain untuk terus mengasah keterampilan yang sesuai dengan perkembangan zaman, serta memperkuat budaya kompetisi sehat dan produktif di lingkungan madrasah.

Kamis, 29 Mei 2025

99 Siswa MAN 1 Lotim Diterima PTN Ternama, Ini Daftar Lengkapnya

foto dokumen istimewa
Okenenews.net - Sebanyak 99 siswa MAN 1 Lotim dinyatakan lulus diterima masuk perguruan tinggi negeri terbaik dan ternama di Indonesia melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi) dan SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes). 

"Ini adalah buah dari kerja keras keluarga besar MAN 1 Lotim dalam menghadirkan layanan pendidikan yang bermutu, unggul dan mendunia," ungkap Kepala MAN 1 Lotim M.Nurul Wathoni, Kamis (29/05/2025)

Watoni menegaskan, jumlah siswanya yang diterima di PTN ini di luarSeleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Islma Negeri (SPAN-PTKIN) dan Mandiri sehingga akan ada penambahan yang cukup nanti di dua jalur itu. 

"Prestasi ini penting karena salah satu kriteria sekolah unggul itu adalah siswa dapat diterima di PTN terbaik seperti UI, UGM, Brawijaya, Airlangga, Undip, UNM, Unesa, Unud, Unram dan lainnya. Dan itu sudahh dicapai MAN 1 Lotim," sambung Wathoni. 

Berikut daftar siswa MAN 1 Lotim yang lulus PTN melalui SNBP dan SNBT 2025 sbb:

  1. Nur Annisa Rahmadita, XII MIPA-1 (Pend. Dokter/Unram)
  2. Nurfika Amalia Hidayat (XII IPS 4) Kartografi dan Penginderaan Jauh (Universitas Gadjah Mada) Yogyakarta
  3. Ririn Rizkia Amalia XII IPS 2 Arkeologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
  4. Muhamad Syaebani XII Agama - Sastra Arab (Universitas Indonesia) 
  5. Maya Sari Rinjani XII MIPA 2 Kesehatan Mayarakat- Universitas Airlangga Surabaya
  6. Baiq Juni Kasmila Ningrum XII IPA 3 Pendidikan luar biasa Universitas Negeri Surabaya (UNESA). 
  7. Khairun Nisa XII IPS1 - Pariwisata Universitas Brawijaya Malang
  8. Lalu. Moh. Jannatul Firdaus Sinuzula XII IPA 5- Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang Jateng
  9. M. Yunus Haqial Azmi XII IPA 3 (Pendidikan Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung Jawa Barat
  10. Baiq Najah Aulia Juniastiara Xll IPA 3 (Tata Boga Universitas Negeri yogyakarta)
  11. Annisa Rahman XII Agama (Sastra Inggris - Universitas Negeri Yogyakarta)
  12. Alfa Laela, XII MIPA-1 (Aktuaria/ Universitas Negeri Malang)
  13. Zuhrina Maolani, XII MIPA-1 (PGSD/Universitas Negeri Malang)
  14. Alina Muthia Rinawan XII IPA 3 (Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang)
  15. Melisa Yulian Firdaus XII IPA 3 (Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Malang)
  16. Muhammad Hakqiqi Robby Yuzzamani XII IPA 4 ( Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Surabaya)
  17. Mutiara Bunga xii IPS 2 (Agribisnis univ Udayana Bali)
  18. Dian Khulwan XII Agama (Peternakan - Universitas Udayana)
  19. M. Rizkal Ali Arham XII IPA 5- Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bali
  20. Alifta Yuliandi XII IPS 2 (Sosiologi, universitas Mataram)
  21. Yaumil Agisna Putri XII IPS 2 (Pendidikan Sosiologi universitas mataram)
  22. Aqilla Nassa Azizi XII IPS 2 (Ilmu Komunikasi Universitas Mataram)
  23. Baiq Shifra Kalillah XII IPS 2 (Ilmu Hukum Universitas Mataram)
  24. Alan Budi Kusuma XII IPS2 (Manajamen Universitas Mataram)
  25. Aleya Putri Agustira, XII MIPA-1 (Matematika/Unram);
  26. Baiq Nana Herlina, XII MIPA-1 (Akuntansi/Unram)
  27. Nurna Zihan XII MIPA-1 (Agribisnis/Unram);
  28. Shofia Uliyani, XII MIPA-1 (Farmasi/Unram);
  29. Syahnaz Hidayatullah, XII MIPA-15 (Akuntansi/Unram)
  30. Sulistia Ema Aulya, XII MIPA 2 ( Akuntansi-Universitas Mataram)
  31. Muhammad Faidi Tamim. XII MIPA 2 (Akuntansi-Universitas Mataram)
  32. Bagas Riharsah .XII MIPA 2 (Teknik Elektro - Universitas Mataram)
  33. Baiq Nur Saqinah Kamila. XII MIPA 2 (Teknik Informatika - Universitas Mataram)
  34. Najwa Zaparida .XII MIPA 2 (PGSD - Universitas Mataram)
  35. Sarwina Hilzati , XII MIPA 2(Teknik Industri-Universitas Mataram)
  36. Misraeni Alifa Sandya Fuady ,XII MIPA 2(ilmu lingkungan- UNRAM)
  37. Siti Khairunnisa Sakinah, XII MIPA 2(PGSD - Universitas Mataram)
  38. Novita Syafitri ,XII MIPA 2 (PGSD-7 Universitas Mataram)
  39. Azni Syifa Nursiami XII MIPA-1 (Teknik Elektro/Unram);
  40. M. Yusron Pajri, XII MIPA-1 (Teknik Elektro/Unram);
  41. Febrisa Yulianto, XII MIPA-1 (Ilmu Hukum/Unram);
  42. Hanna Amalia Yuhoniz, XII MIA 2 (fisika.UNRAM)
  43. Claresta Anindya Rahima XII IPA 4 (Pendidikan Biologi Universitas Mataram)
  44. Nur Aida Rahmatin XII IPA 4 (Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Mataram)
  45. Luna Rosida Candra Rini XII IPA 4 (Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Mataram)
  46. Sa'adatil Aini XII IPA 4 (Kimia Murni Universitas Mataram)
  47. Maulida Hidayatun Niswah XII IPA 4 (Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Mataram)
  48. Juwita Apri Hatini XII IPA 4 (Ilmu dan Teknologi Pangan universitas Mataram)
  49. Endang Puspa XII IPA 4 ( Teknik Industri Universitas Mataram)
  50. Nayaka Elvina Wibowo XII IPA 4 (Matematika Universitas Mataram)
  51. Erlian ramadani Xll IPA 4 (Agribisnis Peternakan Universitas Mataram)
  52. Nuraliya Nafisa XII IPA 4 ( Biologi Universitas Mataram)
  53. Rionaldi Dwi Permadi XII IPA 4 (Akuntansi Universitas Mataram)
  54. M.ARBI RAHMAN XII IPA 4(Teknik Sipil Universitas Mataram)
  55. Baiq Najwa Annisa Putry Xll IPA 3 (PGSD Universitas Mataram)
  56. Aldian Hidayatullah Xll IPA 3 (Matematika Universitas Mataram)
  57. Yustika Arini XII IPA 3(Ekonomi pembangunan, universitas mataram)
  58. Susi Ulfa Maria XII IPA 3 (Agribisnis universitas Mataram)
  59. Hasna Athaya Jopandini XII IPS 3 (Agribisnis Universitas Mataram)
  60. Heradatul Aprilia Maedani, XII MIPA-1 (Pend. Kimia/Unram)
  61. Bq. Lukluil Andriani XII IPS1 Ekonomi Pembangunan UNRAM )
  62. Laudya Auliatin Nufus XII IPS1 (Ekonomi Pembangunan Unram
  63. Salsabila Septiana Putri XI IPS1 (Fak. Peternakan Unram)
  64. Rizqy Naila Andini XII IPS1 (Ilmu Lingkungan Unram )
  65. Naksha Azzahra XII IPS1 (Sosiologi Unram)
  66. Sri Humaeza Hadri Minarti XII IPS1 ( PGSD Unram)
  67. Ema Aulia Lestari XII IPS1 (Pend Pancasila dan Kewarganegaraan Unram)
  68. Wiwik Komalasari XII IPS1 Sosiologi Unram
  69. Azril Satria Kurniawan XII IPS 4 (Peternakan UNRAM)
  70. Dian Rahma XII IPS 4 (PG PAUD Unram)
  71. L. M. Mazhabil Tamam XII IPS 4 (pertanian UNRAM)
  72. Arsy Tasya Atmania XII IPS 4 (PGSD UNRAM) 
  73. Afryja Naufal Luthfi XII IPA 3 (Teknik Elektro, Universitas Mataram)
  74. Laidzani Hanifa XII IPS 3 Akuntansi UNRAM
  75. Farhiana Syakbani XII IPS4 Akuntansi Unram
  76. Alfani Cantika XII IPA3 Statustika Unram
  77. Bq Fadinda Bunga Syafira XII IPA 5- Teknik Industri Universitas Mataram
  78. M. Satria Rahmatul Adha XII IPA 5- Teknik Informatika Universitas Mataram
  79. M. Sabiq Dzakwan XII IPA 5- Teknik Elektro  Mataram
  80. Yayang Putra Kusuma XII IPA 5- Teknik Mesin Universitas Mataram
  81. Shofia Nazila Nur Islami,XII Agama (Agroekoteknologi Universitas Mataram)
  82. M. Siddik Al Burhan XII Agama (Kehutanan - Universitas Mataram)
  83. Chelsy Nayaoki Zalma XII IPS 3 (Akuntansi - Universitas Mataram)
  84. Wulan Sari XII IPS3 Agrobisnu Unram
  85. M Aprisbdu Trya Kusuma XII IPS 3 Hub Internasional Unram
  86. M Restu Khalif Hariansyah XII IPS3 Peternakan Unram
  87. Ayu Wahdya Kamila Makin XII IPS 3 Ekonomi Unram
  88. Hafizatul Latifha XII IPS3 Ilmu Hukum Unram
  89. Nur Azizatun Nadiya, XII MIPA-1 (Teknik Industri/Unram)
  90. Yumna Nabilah Habib XII IPS 4 Manajemen Unram
  91. Seftiyana Jum'atun (Xll IPS 4) Manajemen (Universitas Negeri Malang)
  92. Nurlaila Jannati (XII IPS 4) Pendidikan Guru  Sekolah Dasar (UNRAM)
  93. Rizqo Amalia (XII IIS 4)  Pendidikan Anak Usia Dini (UNRAM)
  94. Azka Wigantari XII IPS 2- Ilmu Hukum 7 (Universitas Mataram
  95. Novita Aulia XII IPA 5 - Pendidikan Luar Biasa Univ Negeri Malang
  96. Ulvaturrahmi Hasna XII IPS 1 Antropologi Universitas Brawijaya
  97. Sucika zahratul Naema XII IPS2 Sosiologi Universitas Udayana
  98. Nabilatussolihah XII AGAMA- Hubungan Internasional (Universitas Mataram)
  99. Luna solehati XII IPS 3-Akuntansi Universitas Mataram

Minggu, 25 Mei 2025

Ribuan Jemaah Hadiri Tabligh Akbar TGH Zainul Majdi dan Ustad Abdul Somad di Ponpes Darul Hikmah Narmada

Momnt Tablig Akbar di Ponpes Darul Hikmah Narmada

Okenews.net - Dua ulama besar, dua orang sahabat yakni Dr Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi bersama Prof. Dr. H. Abdul Somad atau yang akrab disapa UAS bertemu di Narmada, Lombok Barat. Pertemuan dua sahabat ini menjadi momen langka.


Pertemuan dua tokoh alumni Al-Azhar itu juga menjadi teladan ukhuwah islamiyah dan wathaniyah yang dibangun atas ilmu, adab, ketulusan, dan takzim terhadap sesama pejuang dakwah aswaja.

Kedua ulama kondang itu secara bersama menghadiri Haul Majemuk dam Tabligh Akbar "Menyambung Berkah, Menguatkan Ukhuwah" pada Sabtu (24/5/2025)

bertempat di Ponpes Darul Hikmah NWDI Tanak Beak, Narmada, Lombok Barat.


Tabligh akbar tersebut dihadiri oleh ribuan jemaah yang telah menunggu kedatangan kedua tokoh tersebut. Sebelum acara pengajian dimulai, terlebih dahulu dimulai dengan salat asar berjamaah yang diimami oleh TGB Zainul Majdi. 

Tabligh akbar dibuka langsung oleh TGB Zainul Majdi. Gubernur NTB 2008-2018 itu mengaku senang bertemu dengan Ustad Abdul Shomad. 


"Yang sama-sama kita hormati dan muliakan, sahabat saya, saudara saya, Prof. Dr. Abdus Shomad. Kita doakan mudah-mudahan beliau dan semua yang mendampingi rihlah dakwahnya di Lombok dan di tempat-tempat yang lain selalu dalam perlindungan Allah SWT," terang TGB di hadapan ribuan jemaah.


Dalam kesempatan tersebut, TGB Zainul Majdi menguraikan ihwal pentingnya sanad dalam menuntut ilmu. UAS, kata TGB adalah ulama yang dari sisi sanad keilmuan punya garis ilmu yang bernas. Terutama ketika UAS menuntut ilmu di Al-Azhar Qairo Mesir.


Salah satu karakteristik ulama yang lahir dari rahim Al-Azhar adalah konsisten berada dalam konsep islam wastahiyah.


"Apa itu wasathiyah? Beragama dengan ilmu. Itu prinsip wasathiyah. Beragama dengan keikhlasan penting, dengan semangat penting, tapi kalau tidak ada ilmu, ujungnya pasti tidak akan maslahat untuk ummat," terang Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia itu.


Dalam kesempatan tersebut, TGB juga mengijazahkan doa yang ia rutin disampaikan oleh Almaghfurlah Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid yakni surah Al-Kahfi ayat 10.

Setali tiga uang, UAS mengaku juga gembira bisa bertemu kembali dengan sahabatnya, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi.


"Saya sudah lama tidak bertemu dengan Tuan Guru Bajang. Kalau kata orang Arab "orang yang sibuk tidak boleh diganggu". Alhamdulillah bertemunya di sini, di Darul Hikmah. Tempat bertemunya semua kebaikan," terang UAS.


Di awal ceramahnya, UAS menceritakan banyak ulama-ulama besar nusantara yang lahir dari Madrasah Al-Saulatiyah. Salah satunya adalah Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid. 


"Lalu ada yang datang dari Timur Indonesia, namanya Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid. Setelah beliau pulang, berdirilah satu lembaga besar yang disebut Nahdlatul Wathan," terangnya.


Ustad Abdul Shomad bercerita, sehari sebelumnya ia memberikan ceramah di salah satu desa di Lombok Tengah. Dari penuturan tokoh agama setempat, adalah Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid yang memperkokoh fondasi keislaman di tempat tersebut.

Sebelum Maulana Syaikh datang, masyarakat di tempat tersebut belum sempurna dalam menjalankan praktek islam.


"Kemudian beliau datang. Berdakwah mengirimkan da'i-da'inya, lalu berkembanglah dakwah islam di sana, sampai hari ini, sampai hari kiamat," jelasnya.


Acara tabligh akbar sekaligus dirangkaikan dengan perayaan Haul Almagfurlah TGH Juwaini Mukhtar. UAS menerangkan makna haul.


"Haul bukan hanya sekadar tradisi, tapi ekspresi cinta dan penghormatan kepada para pendahulu yang telah berjasa baik kepada fisik maupun ruh kita," jelasnya.

Selamat Idul Adha 1445 H

 


Pendidikan

Hukum

Ekonomi