OkeNews.net - Sosial media (Sosmed) menjadi salah satu alat untuk berkomunikasi di dunia maya, banyak yang memanfaatkan media sosial untuk berdagang, kampanye, hingga berdakwah. Namun, tak sedikit juga yang menggunakannya untuk berbuat jahat.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pimpinan Pusat Pemuda Nahdlatul Wathan (NW) mengadakan pelatihan Sosial Media. Pelatihan ini diikuti oleh beberapa badan otonom NW, diantaranya Satgas NW, Pemuda NW, IPNW, serta Himmah NW. Tak lupa, acara ini dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda NW, Dr. Muhammad Halqi mengungkapkan bahwa media sosial adalah salah satu alat komunikasi dan informasi yang dapat mempengaruhi masyarakat, apakah itu informasi baik ataupun informasi buruk.
"Kami sebagai pemuda di NW, berinisiatif menyelenggarakan, mengkanalisasi hal-hal positif yang nanti diatur oleh kita semua, agar mendia yang selama ini menjadi pakaian dan perasaan kota itu bisa kita kelola dengan baik," kata Dr. Halqi, rabu (28/10/2020) di Mataram.
Ia juga mengatakan, pelatihan ini dilakukan untuk menghindari pengaruh negatif dari media sosial dan memberikan edukasi tentang cara mengelola media sosial ini."Jangan kita diperbudak oleh media sosial, kita yang harus mengatur media sosial ini," tuturnya.
Acara yang bertajuk Mengelola Sosial Media dan Strategy Digital Creative Campign (strategi kampanye kreatif digital) ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi generasi muda NW untuk menyuarakan dakwah NW secara aktif melalui media sosial.
"Kita ingin generasi muda harus pro aktif mendukung dakwah NW untuk kita sampaikan kepada yang lain," terang Dosen Pascasarjana Universitas Hamzanwadi itu.
Ketua IV PBNW, H. Khaerul Rizal yang juga hadir dalam acara tersebut menyampaikan, media sosial dapat dimanfaatkan oleh para pemuda yang ikut dalam pelatihan ini untuk menyebarkan dakwah NW ke seluruh pelosok dunia.
Namun, Ketua IV PBNW yang juga anggota DPRD Provinsi NTB ini juga mewanti-wanti peserta untuk menyaring informasi-informasi yang tersebar di media sosial dengan cara mencari kebenaran informasi tersebut. Hal itu disampaikan melalui cerita istri Rasulullah yang terkena fitnah.