Okenews - Pandemi Covid-19 bukan menjadi alasan untuk tidak produktif dan meraih prestasi, justru dengan adanya pandemi ini mendorong untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi.
Mustafa Bisri |
Seperti halnya, Mustafa Bisri, pemuda asal Desa Merembu Kecamatan Labuapi Lombok Barat (Lobar) NTB yang berhasil mendapatkan segudang prestasi lomba membuat video kreatif, baik tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.
Bisri, sapaan akrab alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang itu menuturkan, selama pandemi ini berhasil meraih juara berbagai macam perlombaan lomba video kreatif, lebih dari 30 prestasi ia raih selama pandemi ini.
"Alhamdulillah, selama pandemi ini saya berhasil mendapatkan sekitar 30 prestasi yang pernah saya ikuti, selama pandemi ini," tutur Bisri, Kamis (01/04/2021).
Di antara perlombaan yang pernah ia juarai, yakni juara 1 Lomba Video Kreatif Integritas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI), juara 2 Lomba Video Kreatif Keselamatan oleh Kementerian Perhubungan RI, Juara Umum Hari Pahlawan Nasional 2020 dari Kementerian Sosial RI.
Selain itu, ia juga meraih juara 1 Spectaxculer 2021 dari Direktorat Jenderal Perpajakan, Kementerian Keuangan RI, juara 1 Lomba Video Kreatif Haul Gus Dur oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat, dan masih banyak berbagai prestasi lainnya.
Bisri, mengaku bahwa kemampuan membuat video ini merupakan hasil belajar otodidak. "Mungkin videografi sudah mendarah daging, karena videografi ini belum pernah saya pelajari, tapi tiba-tiba bisa, bisa juga ini disebut otodidak," katanya.
Menariknya proses pengambilan video hanya menggunakan kamera kecil dan proses pengeditanpun hanya bermodalkan handphone.
"Proses pengambilan visual hanya dengan sederhana saya mengambil visual dengan kamera kecil dan ngedit pun hanya memakai handphone," kata mahasiswa akhir di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram itu.
Alumni Madrasah Aliyah Salafiyyah Syafi'iyyah Tebuireng ini mengaku bersyukur atas berkat doa dan barokah para masyayikh dan guru Tebuireng dirinya berhasil menjuarai berbagai perlombaan ini.
"Menang, ya menang pada umumnya pasti bahagia, namun tidak luput dari doa orang tua dan barokah Tebuireng, karena saya dulu saat di Tebuireng merasa insecure sama temen-temen yang masuk organisasi Komunitas Photografi Tebuireng (KOPIRENG)," tuturnya.
KOPIRENG kata dia, merupakan wadah buat belajar fotografi dan videografi. "Wih mereka luar biasa, tetapi saya tidak mempunyai alat pendukung, jadi hanya bisa menghayal aja agar bisa, " kenangnya.
Bisri pun berpesan kepada para santri, bahwa santri tidak harus jadi kiai atau ustadz, tapi terpenting bisa bermanfaat bagi orang lain.
"Pesan kepada santri, santri itu tidak harus menjadi ustadz, guru, atau kiai, tetapi yang penting menjadi santri itu kudu manfaat untuk orang lain," paparnya.
"Mungkin banyak yang bilang bahwa pesantren itu hanya ngaji, ngaji, dan ngaji tapi kenyataannya tidak, saya dapat belajar otodidak tentang videografi di Pesantren," pungkasnya.
#Penulis : Muhammad Alvin Jauhari