Okenews - Meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan di masa pandemi covid-19 menjadi sorotan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sorotan itu mengacu pada Data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) sampai dengan 3 Agustus 2021 yang jumlahnya mencapai 178 kasus.
Dalam rilisnya (Kamis, 04/08/2021), Angelina merinci bentuk kekerasan yang berakibat pada serangan fisik sebanyak 60 kasus, trafficking 27 kasus, seksual 19 kasus, psikis 13 kasus, penelantaran lima kasus, eksploitasi 1 kasus dan lainnya 53 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Angelina Frebiana Joe menyampaikan, peristiwa ini sangat memprihatinkan, karena kaum perempuan sangat dirugikan dengan kejadian-kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang korbannya di dominasi oleh kaum perempuan.
Secara organisasi, pihaknya sangat kecewa, jika kekerasan terhadap perempuan di NTB meningkat drastis selama pandemi covid-19. Menurutnya, perlu dipahami, bahwa di tengah ekonomi yang sedang melemah, semua terkena dampak.
"Ada pasutri korban PHK, usaha gulung tikar dan lainnya. Semua itu mempengaruhi fsikologis dan muaranya adalah rumah tangga masing-masing," ulasnya.
Sehingga ia mengimbau kepada kaum pria yang menjadi tumpuan keluarga agar tidak gelap mata dan melampiaskan emosinya kepada kaum wanita. Baik secara psikis maupun fisik.
Ia menyebut kalau tidak diperhatikan, persoalan ini menjadi ancaman yang serius baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun bagi pemerintah.
Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah maupun lembaga-lembaga terkait segera mencari solusi dan memberi atensi pada permasalahan ini, sehingga kaum perempuan terlindungi tanpa adanya kekerasan.