Okenews - Salah satu terobosan yang dinilai akan berhasil meningkatkan indeks literasi masyarakat adalah kualitas pustakawan.
Hal itu dikatakan Gubernur Dr Zulkieflimansyah dalam kegiatan peningkatan indeks literasi masyarakat di Graha Bhakti Praja kantor Gubernur, Rabu (25/08).
Dikatakan Gubernur, terobosan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan untuk meningkatkan status para penjaga perpustakaan se NTB menjadi pustakawan sangat baik. Namun demikian, kualitas pustakawan dalam manajemen buku dan literasi harus pula seiring dengan peningkatan kemampuan dan wawasan yang baik dalam melayani pengunjung.
"Melayani pengunjung sesuai kebutuhannya adalah cara meningkatkan kunjungan. Mencarikan dan menemukan literasi yang dibutuhkan adalah seni yang memerlukan jiwa besar dalam melayani", ujar Gubernur. Oleh karena itu, di era digital dan medsos, para pustakawan harus memperkaya referensi tentang literasi dalam bentuk buku, jurnal, artikel dan lainnya.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando mengatakan indeks literasi masyarakat Indonesia masih rendah. Hal itu dipengaruhi kurangnya judul buku yang diterbitkan dalam setahun, fasilitas perpustakaan dan koleksinya yang masih sedikit serta penguatan peran pemerintah.
"Bahan bacaan masyarakat masih terbatas. Satu judul buku harus ditunggu lama untuk dibaca. Idealnya dua puluh buku untuk satu orang setiap tahun", jelas Bando.
Kepala Perpusnas juga menekankan pentingnya literasi lokal mulai ditulis dan diterbitkan oleh orang lokal. Sumberdaya yang ada mulai dari praktisi, ahli, akademisi dan komunitas literasi dan relawan harus mulai menulis tentang daerah untuk dibaca oleh masyarakat lokal sendiri.
Dukungan Perpusnas untuk NTB diwujudkan dalam bentuk investasi pembangunan perpustakaan modern senilai 15 miliar. Dalam tahun ini, Perpusnas memberikan peralatan alat pojok baca digital dan bantuan 500 eksemplar buku untuk komunitas literasi di 10 desa.