Okenews - Pasca dibukanya penerimaan tenaga kerja salah satu hotel di Kuta Mandalika membuat masyarakat kecewa, bahkan marah. Pasalnya, berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Human Resource Department (HRD) perusahaan itu hanya untuk posisi-posisi lawer level managment alias pekerja kasar.
Ketua Formapi NTB Ihsan Ramdani |
Posisi tersebut berupa tukang kebun (gardener), tukang cuci pakaian (laundry man), tukang bersih area umum (public area), tukang cuci piring (steward) dan Satpam. Sementara prekrutan pada posisi upper level management seperti HRD sebelumnya berlangsung diam-diam alis sepi, tanpa memberikan peluang bagi masyarakat tempatan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Forum Masyarakat Peduli Keadilan (Formapi) NTB, Ihsan Ramdani menilai itu suatu pelecehan kepada masyarakat lokal. Seharusnya, Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC) yang merupakan induk usaha dari pada hotel Pullman tersebut lebih jeli dan tidak tebang pilih dalam rekrutmen tenaga kerja.
"Untuk apa pembangunan jika tidak mensejahterakan masyarakat sekitar. Di sini kita lihat ITDC banyak mempekerjakan tenaga dari luar Lombok. Ingat, tujuan pembangunan adalah untuk mensejahterakan masyarakat dan itu sudah diatur dalam UUD 1945, negara yang menjamin semua itu," tegasnya, Selasa (05/10/2021).
Hal wajar menurut Dani, jika warga sekitar Kawasan Mandalika merasa keberatan atas pengumuman rekrutmen tenaga kerja di hotel tersebut. Seharusnya, dari awal pihak ITDC lebih transparan dalam perekrutan HRD.
Ia juga menegaskan, HRD seharusnya orang lokal yang betul-betul mengetahui seluk beluk dan karakter masyarakat sekitar. "Kalau HRD orang lokal, otomatis dia lebih paham siapa saja yang bakal dipekerjakan dan tentu masyarakat lokal akan diprioritaskan," ungkapnya.
Dihadapan Camat Pujut, Dani meminta agar pemerintah betul-betul memperhatikan kondisi yang terjadi saat ini. Jangan sampai di tengah megahnya bangunan, masyarakat Lombok Tengah khususnya masyarakat Pujut hanya menjadi penonton di rumah sendiri.
"Pak Camat, kami mohon agar masyarakat kita ini diperjuangkan. Dari sisi SDM tentunya kita tidak kalah hebat dengan orang luar sana. Masyarakat kita siap bersaing dengan mereka asalkan diberikan kesempatan," ujar Dani.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Solidaritas Warga Intern Mandalika (SWIM). Bila perlu, kalau belum ada kejelasan dari pihak ITDC, Formapi akan turun langsung untuk memastikan siapa saja dan orang mana saja yang dipekerjakan ITDC.
"Saya juga dapat informasi petugas SPBU di Mandalika ada orang luar Lombok. Memangnya orang kita tidak bisa. Ini harus kita perhatikan secara serius. Kita jangan mau jadi penonton di daerah sendiri. Nanti kita langsung turun untuk memastikan itu semua," geramnya.
Menanggapi apa yang disampaikan Ketua Formapi, Camat Pujut, Lalu Sungkul mengaku sejauh ini belum bertemu dengan menajemen hotel. Ia juga baru-baru ini mengetahui terkait adanya rekrutmen tenaga kerja di hotel tersebut.
"Kalau hanya merekrut tukang sapu, tukang cuci piring, dan tukang kebun sebagaimana yang disampaikan teman-teman Formapi ini tentu kita tidak terima. Sebab SDM kita tidak kalah hebat. Banyak lulusan Unram, Poltekpar, bahkan lulusan luar negeri yang hebat-hebat. Seharusnya mereka ini dimanfaatkan dan diposisikan sesuai skill yang dimiliki," kata Sungkul.
Sungkul mengaku, selama ini fokus mengejar target 70 persen vaksin sehingga tidak terlalu aktif dalam melihat perkembangan di kawasan Mandalika. "Kami apresiasi teman-teman Formapi karena telah peduli terhadap masyarakat sekitar. Ini juga menjadi perhatian kita bersama untuk mengurangi angka kemiskinan di Lombok Tengah," ucapnya.
Sementara itu, pihak ITDC yang berusaha dikonfirmasi namun belum berhasil, hingga berita ini dilansir, pihak ITDC belum memberikan keterangan.