Okenews.net - Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo Ismail menegaskan, perkembangan teknologi berjalan semakin pesat hari ini.
Karena itu dibutuhkan infrastruktur dan ekosistem digital yang mendukung semua itu. "Jika tidak, maka kita akan jauh tertinggal,” kata Ismail di Mataram NTB, Jumat (17/12/2021).
Pesatnya perkembangan teknologi informasi berdampak pada lahirnya tuntutan-tuntutan baru. "Salah satunya adalah digitalisasi bisnis," imbuhnya
Perkembangan teknologi digital juga menyebabkan segala aktivitas mulai beralih, termasuk perekonomian dan perdagangan beralih ke wilayah virtual.
"Siapa pun bisa melakukan digitalisasi," tuturnya. Karena itu, saat ini digitalisasi menjadi ujung tombak pemulihan ekonomi nasional.
Ismail memetakan 5 leading sektor yang menjadi jangkauan ekonomi digital yakni, perdagangan secara elektronik (e-commerce), layanan transportasi daring, pengantaran makanan daring, jasa keuangan, agen perjalanan daring, dan media daring.
Meski demikian, tidak semua wilayah di Indonesia sudah memiliki akses broadband. Akibatnya, digitalisasi masih terhambat.
Berdasarkan data yang Ismail paparkan, dari total 83.218 desa/kelurahan di Indonesia, ada 12.548 desa/kelurahan yang belum terjangkau internet 4G.
Rinciannya, 9.113 desa/kelurahan merupakan wilayah 3T (non-komersial) dan 3.435 desa/kelurahan. Sisanya merupakan wilayah non 3T (komersial).
“Untuk wilayah non-komersial, Kemenkominfo akan menyediakan layanan internet 4G melalui pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan,” ungkapnya.
Adapun untuk desa komersial, nanti akan dibangun oleh operator telekomunikasi. Di samping meningkatkan layanan 4G, Kemenkominfo juga sedang menyiapkan implementasi layanan 5G.
Sebab itu, dalam rangka penyediaan layanan 5G yang berkualitas bagi pengguna, baik masyarakat atau pun pelaku industri, ekosistem perlu dibangun secara komprehensif.
Kemenkominfo komitmen memberikan dukungannya melalui lima aspek kebijakan. Di antaranya, regulasi, spektrum frekuensi radio, perangkat, ekosistem, talenta digital, Infrastruktur dan model bisnis.
Menurutnya, layanan 5G bisa memberikan beberapa manfaat seperti, sumber pendapatan baru, pengurangan biaya untuk data, pengalaman digital yang lebih baik dan kompetisi harga.
Diakui, tarif 5G akan semakin terjangkau seiring meningkatnya kompetisi Opsel dalam menawarkan layanan 5G-nya,” ulas Ismail.
Penggelaran layanan 5G sendiri, sudah dilaksanakan di beberapa lokasi pilot project, termasuk penyelesaian peta jalan (road map) pengembangan 5G di Indonesia yang komprehensif. Dalam arti, sekaligus ekosistemnya.
Acara yang diselenggarakan langsung oleh Kemenkominfo ini dihadiri pula oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalilah dan Wakil Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys.