"Untuk tenaga instruktur dari ASN itu, hanya lima orang. Jadi kita butuh tambahan SDM. Kita sudah banyak mengusulkan pemerintah daerah bahkan ke pusat. Tapi belum kita diberikan," ujarnya Fajri, Rabu (02/02/2022).
Disebutkan, ada tujuh kejuruan dan idealnya masing-masing kejuruan harus dipegang oleh satu ahli. Sementara saat hanya lima ahli.
"Untuk pengembangan saat ini kita melakukan terobosan dengan mengusulan upgrading instruktur, kolaborasi dengan organisasi instrukur NTB," paparnya.
Ke depan, pihaknya bertekat mencetak tenanga ahli. Karena itu saat ini pihaknya telah memfasilitasi para instruktur dengan wifi untuk mencari referensi agar bisa belajar sesuai dengan tuntutan era industri 4.0.
Upaya lain melakukan kerja sama dengan pemerintah desa agar bisa memberikan fasilitas setelah digembleng di LLK berbulan-bulan. "Kolaborasi ini, kita cetakkan tenaga ahlinya untuk desa," tuturnya.
Langkah ini juga sebagai upaya agar desa bisa menjadi desa mandiri. Karena itu pihaknya berharap agar kepala desa menganggarkannya sehingga pengangguran dapat dikurangi.
"Jadi untuk penempatannya kita sudah kerjasama dengan ITDC, Desa, dan pelaku industri, dan FKLPID (Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Industri dengan Daerah) yang menjembatani penempatan kerja," tutur pungkasnya.