Suasana pengukuhan PB NWDI yang berlangsung di Masjid Nurul Bilad Kuta Mandalika Lombok Tengah |
Ratusan tokoh elite, kader, jamaah, hingga masyarakat mengahdiri momen sakral tersebut, termasuk Ketua Umum PB NWDI terpilih Tuan Guru Bajang (TGB) HM Zainul Majdi, Gubernur NTB Zulkieflimsnyah, Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah.
Sejumlah kepada daerah seperti Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy, Wakil Bupati Lombok Timur Rumaksi serta perwakilan sejumlah lembaga pemerintahan. Dalam sambutannya, Ketua Umum PB NWDI Tuan Guru Bajang menyebut agenda pengukuhan sebagai momen yang bersejarah.
Lebih jauh, kata TGB terdapat pesan simbolik di balik pemilihan lokasi pengukukan di Masjid Nurul Bilad Mandalika. "Pada malam hari ini kita berhimpun bersama di halaman Masjid Nurul Bilad, sebagai penanda daerah Mandalika yang bisa menjadi mercusuar islam Rahmatan lil Alamin," katanya.
TGB menyoroti pentingnya konsep dakwah Islam mengedepankan prinsip soft power. Berdakwah, kata TGB tak harus menggunakan senjata. Tak harus melalui kekerasan. Dalam banyak peristiwa sejarah, islam selalu mengdepankan konsep kearifan dalam berdakwah.
"Imperium Islam itu tidak selalu, atau bahkan seringkali ketika datang ke suatu tempat, yang membawanya bukanlah prajurit, tetapi ulama, orang-orang yang mencerminkan akhlak yang mulia," ujarnya.
Salah satu bukti menurutnya yakni penyebaran Islam di Indonesia. Tidak ada satupun prajurit Arab menginjakkan kakinya di tanah Nusantara tatkala menyebarkan Islam.
"Islam datang bukan dengan senjata, bukan dengan ketakutan, tetapi dengan akhlak, dengan kemuliaan pribadi dari pendakwah islam," papar cucu Pahlawan Nasional TGKH Zainuddin Abdul Madjid itu.
Pentingnya Kolaborasi dan Kebersamaan
Selanjutnya, di depan hampir ribuan keluarga besar NWDI yang hadir TGB mengingatkan ihwal pentingnya merawat kolaborasi dan kebersamaan. Dua hal tersebut, kata TGB merupakan pengejawantahan dari konsep dakwah islam Rahmatan lil Alamin.
Dakwah itu, kata Ketua Umum PB NWDI itu, intinya membangun kolaborasi. Keberagaman dalam tubuh umat merupakan tantangan yang mesti dijawab dengan penuh keyakinan.
Keinginan untuk saling melengkapi, kata TGB merupakan perwujudan dari dakwah. Khususnya dalam konteks berbangsa dan bernegara yang muaranya adalah kolaborasi dalam kebaikan.
"Kita perlu membangun sinergi, membangun kebersamaan. Kalau ada yang masih perlu dibenahi, kita benahi bersama. Yang memiliki kelebihan tertentu, bagi kepada yang lain, seperti itu saling mengisi," ujar Doktor Tafsir Al-Quran itu. Hal tersebut merupakan kekuatan dari umat Islam.
Ia mengajak kepada seluruh kader dan jamaah NWDI agar terus menujukkan perkhidmatan kepada umat. "Insya Allah dengan kebersamaan kita semua, NWDI dapat menghadirkan perkhidmatan yang baik bagi masyarakat. Ber-NWDI hakikatnya harus mampu mencerminkan nilai-nilai islam," tegasnya.
Hakikat Beroganisasi
Terakhir, peraih penghargaan Dai of The Year 2021 itu menjelaskan ihwal pentingnya berorganisasi. Berjamaah (berorganisasi) seperti, kata TGB ini adalah amanah. Titik intinya adalah berkhidmat kepada umat, nusa dan bangsa.
Momen pengukuhan, ujar TGB ialah tonggak awal mengencangkan kembali nawaitu pengabdian kepada organisasi dan masyarakat.
"Saya bersyukur, banyak yang dikukuhkan tadi itu adalah sahabat-sahabat saya yang sebelumnya tidak pernah mau berorganisasi, tapi Alhamdulillah sekarang ikut bersama kita di NWDI, itu menujukkan mudah-mudahan karena merasa NWDI ini menjadi rumah untuk kita bersama," ujarnya diikuti tepuk tangan para hadirin.
Rumah besar,dengan kekurangan dan kelebihan kita masing-masing, itu yang akan menjadi spirit dan penguat membangun kolaborasi dalam beroganisasi. "Mari kita sama-sama berkhidmat melalui NWDI, mudah-mudahan Allah memberkahi," tutupnya.