Narasumber: Zaitul Akmal (kiri) bersama Ustaz Asdaruddin |
Okenews.net - Majlis Ta'lim Darunnajah Al-Irsyadi Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba Lombok Timur menggelar dialog Ngaji Kebangsaan dengan tema membangun kebersamaan untuk Indonesia berkemajuan demi terwujudnya persatuan dan kesatuan serta menjunjung tinggi nasionalisme.
Pada dioalog itu, masyarakat diajak menolak radikalisme, intoleran, provokasi dan penyalahgunaan narkoba serta berpartisipasi menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif.
Kegiatan acara tersebut dihadiri oleh Kapolsek Wanasaba Ipda Zulkifli, Camat Wanasaba M. Yusri, para jamaah pengajian majelis Ta'lim Darunnajah Al Irsyadi dan masyarakat sekitar Mamben Lombok Timur.
Hadir sebagai narasumber, Sekretaris Bakesbangpoldagri Lombok Timur Zaitul Akmal dan Pembina Majelis Ta'lim Darunnajah Al Irsyadi Ustaz Asdaruddin.
Ketua Majlis Ta'lim Al Irsyad Diki Insan Saputra mengungkapkan pentingnya menjaga nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Nasionalisme harus tumbuh di dalam keseharian bukan hanya di angan-angan saja, jarang dari kita yang tahu makna dari Pancasila itu sendiri," ucapnya.
Menurutnya, jika telah melupakan nilai sebenarnya dari nasionalisme, maka akan timbul yang dinamakan radikalisme, intoleran dan provokasi yang dapat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kita harus sama-sama menolak yang namanya faham radikalisme, intoleran maupun provokasi tersebut," tegasnya.
Sekretaris Bakesbangpoldagri Lombok Timur Zaitul Akmal dalam penyampaiannya mengajak masyarakat untuk saling bahu membahu menjaga nasionalisme karena hal ini tangung jawab bersama.
"Persoalan kebangsaan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi kita semua sebagai masyarakat juga harus ikut serta," ujar Zaitul Akmal.
Ia juga mendorong masyarakat untuk senantiasa mengamalkan 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Kebhinekaan.
Di tengah kemajuan tekonologi informasi, penggunaan media sosial juga harus di kelola dengan baik agar tidak terjadi pemerosotan ahlak di Negara Indonesia khususnya di Lombok Timur.
"Kita harus bijak menggunakan media, agar tak menjadi manusia yang tak berakhlak, dan taat terhadap peraturan negara, hal itu juga merupakan bentuk bela negara," sebutnya.
Ia juga mengakui, hingga saat ini banyak oknum dari unsur pemerintahan yang belum memberikan teladan bagi masyarakat. Namun semua itu bukan berarti harus menunggu mereka memberikan contoh.
"Oleh karenanya mari kita mulai dari diri kita masing-masing, supaya kita menjadi teladan paling tidak menjadi teladan untuk orang di sekitar kita seperti keluarga," ajaknya.
Di satu sisi, ia juga menyatakan saat ini pemerintah sudah maksimal melayani masyarakat di Lombok Timur. Hanya saja masih banyak yang perlu ditingkatkan supaya lebih baik.
Sementara Dewan Pembina Majelis Ta'lim Darunnajah Al Irsyadi Ustaz Asdaruddin mengatakan, sebagai umat Islam dan masyarakat pesantren harus benar-benar menjadi yang terdepan dalam bela negara, aksi bukan berarti demo, tetapi menuangkan ide dalam kegiatan nyata mengisi kemerdekaan.
Begitu juga negara dan agama bagaikan saudara kembar, sangat sulit didisahkan karena kalau dipisahkan negara dari agama maka negara akan menjadi negara yang biadab.
Indonesia sendiri dibangun oleh tokoh-tokoh agama, baik dari Kristen, Budha, Hindu, tetapi didominasi oleh Islam. Dahulu para kyai dan tuan guru adalah garda terdepan dalam merebut kemerdekaan.
Usai pemaparan materi dari narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan dialog antara pemateri dengan peserta dialog.