Pembekala mahasiswa peraih PKKM Universitas Hamzanwadi |
Okenews.net - Universitas Hamzanwadi kembali memenangkan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dari Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ristek Dikti RI tahun anggaran 2022 untuk kedua kalinya.
Pada tahun 2021 yang lalu ada 142 perguruan tinggi yang memenangkan hibah PKKM, namun setelah dilakukan evaluasi, tahun 2022 sekarang hanya 84 perguruan tinggi yang berhasil lolos, salah satu di antaranya adalah Universitas Hamzanwadi.
Ketua Task Force PKKM Universitas Hamzanwadi Dr Padlurrahman mengatakan, PKKM ini bertujuan menguatkan tridarma perguruan tinggi agar institusi menjadi sehat dan mandiri.
"Alhamdulilah tahun ini dua prodi kampus kita yakni Farmasi 41 orang dan Teknik Informatika 100 orang kembali dipercaya dan diamanatkan menjalankan PKKM dan jumlah meningkat," ujarnya saat membuka acara PKKM, Sabtu (16/07/2022).
PPKM ini tidak hanya dilaksanakan di dalam perguruan tinggi tetapi di luar seperti bidang usaha atau industri dan pada PKKM tahun 2021 lalu Universitas Hamzanwadi telah menggandeng 9 mitra seperti perusahan kosmetik, pemerintah desa dan lainnya.
Ia berharap, mitra ini tidak hanya menjalin kemitraan saat ini tetapi ada keberlanjutan di masa mendatang sehingga hubungan kemitraan tetap terjaga karena itu diharapkan semua dosen juga dapat melaksanakan tridarma melalui pendapingan mahasiswa.
Perlu dipertegas kata Padlurrahman, keuntungan PKKM ini bagi mahasiswa dapat mempercepat proses perkuliahan mereka karena nilai dari PKKM ini dikonversi ke dalam mata kuliah setara dengan satu semester yakni 20 SKS.
"Mahasiswa juga mendapatkan sertifikat pendamping ijazah sebagai bukti kompetensi karena tujuan PKKM ini meningkatkan mutu dan relevansi perguruan tinggi agar dapat berkontribusi dalam meningkatkan daya saing bangsa di dunia internasional," paparnya.
Sementara itu, Wakil Raktor Universitas Hamzanwadi Dr H Khirjan Nahdi mengatakan, dengan pelaksanaan PKKM ini dapat melakukan penyesuaian SDM yang ada sesuai dengan pedoman kementerian.
"Karena itu, secara berkala kita dipantau oleh kementerian. Turunan dari pedoman itu ada pedoman universitas, terus pedoman teknis di prodi. Misalanya disesuaikan dengan kurikulum. Karena kita berangkat dari program maka prodi menyesuaikan dengan program," paparnya.
Ia memaparkan, tujuan PKKM mempercepat mahasiswa dalam studi dan menyesuaikannya dengan dunia kerja secara cepat. Berdasarkan hasil riset nasional, hanya 20 persen lulusan perguruan tinggi yang kerja sesuai bidang mereka.
Sementara 80 persen yang lain bekerja tidak sesuai bidang lulusan. Mereka bukan tidak bisa bekerja yang sesuai bidang tapi mereka perlu agenda lain mempersiapkan proses lain maka program ini ditawarkan.
"Maka dari itulah MBKM ini ditawarkan dan hak mahasiswa untuk mendapatkan sehingga kampus harus memilih kegiatan yang mempunyai supporting terhadap dunia kerja sesuai yang dihajatkan PKKM," papar doktor jebolan UNY itu.
Sekarang kata dia, dunia kerja membutuhkan kompetensi khusus yang memiliki daya saing yang kuat, karena itu bagi mahasiswa yang mengikuti MBKM diharapkan lebih cepat mendapatkan peluang kerja dibandingkan yang tidak mendapatkannya.
Ia juga berharap melalui percepatan studi mahasiswa maka akan mendongkrak nilai institusi tanpa melakukan penyederhanaan dan mengurangi kualitas. "Karena bukan itu maksudnya. Ini bukan hanya capai target tapi kita bena-benat siap kerja dan kompetitif," tutupnya.