Okenews.net - Direktur Pascasarjana Universitas Hamzanwadi Dr Padlurrahman, M.Pd. membuka acara pembekalan Gerakan Peduli Stunting (GPS) kepada 84 orang mahasiswa Pascasarjana Universitas Hamzanwadi. Pembekalan mahasiswa Pascasarjana Universitas Hamzanwadi
"Sebagai akademisi tidak boleh menjadi penonton ketika di hadapan ada masalah terlebih masalah yang dimaksud terkait dengan kesehatan anak, kesehatan ibu hamil dan/atau kesehatan masyarakat kita pada umumnya," ujarnya, Sabtu (29/10/2022).
Khusus terkait dengan stunting di Lombok Timur banyak sekali yang membutuhkan bantuan baik berupa upaya mencegah maupun menangani kasus-kasus stunting, gizi buruk dan lain sebagainya.
Stunting itu sendiri sesungguhnya dapat menghambat tumbuh kembang anak yang nantinya akan menggantikan pemimpin-pemimpin serta tokoh penting bangsa ini.
"WHO sendiri menyebutkan bahwa masalah kesehatan masyarakat dapat dikatakan kronis jika prevalensi stunting lebih dari 20 persen," tegas jebolan Universitas Negeri Jakarta itu.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, pembekalan GPS ini diikuti oleh 84 mahasiswa yang nantinya akan menangani 84 penderita stunting dengan pola orang tua asuh selama ± 3 bulan.
Mereka akan bekerjasama dengan para kader posyandu dan para tenaga kesehatan yang ada di desa atau para relawan lainnya sehingga diharapkan terjadi penurunan prevalensi Stunting di NTB guna mewujudkan generasi penerus yang unggul.
Ia mengaskan, gerakan peduli stunting yang dilakukan mahasiswa akan didampingi oleh 8 orang dosen yang nantinya akan membantu mahasiswa untuk menyusun artikel ilmiah hasil PkM yang dapat dipublikas melalui jurnal PkM terakreditasi.
Saat pembekalan, Ketua Panitia Dr. H. Badaruddin menambahkan, pihaknya siap mengawal GPS ini sehingga upaya untuk membantu Pemerintah Provinsi NTB dapat terwujud walaupun sesungguhnya mahasiswa ini sedang menulis tugas akhir.
Namun demikian, ia yakin mereka akan bisa mengatur waktu dengan baik. Ia juga meyakini para akademisi tidak cukup hanya sekadar memiliki gelar akademik, namun harus mampu mengabdi untuk masyarakat sekecil apapun.
Untuk mendukung gerakan ini panitia telah menghadirkan beberapa narasumber antara lain, perwakilan yayasan, ahli gizi dari Dinas Kesehatan Lotim, Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Hamzanwadi, dan Kepala P3MP Universitas Hamzanwadi.
Masing-masing telah menyampaikan materinya berupa edukasi pencegahan stunting, trik penanganan kasus stunting di NTB, gizi yang baik bagi anak, dan mekanisme pelaporan PkM oleh mahasiswa.
Pembekalan ini berlangsung selama 1 hari dengan tujuan agar mahasiswa dapat menjalankan agenda ini dengan tepat, terukur dan akuntabel. "Semoga kita semua sukses," tutupnya.