Tria Medina bersama Kepala MAN 1 Lotim M Nurul Wathoni |
"Lomba ini diselenggarakan Perpustakaan Daerah Lombok Timur pada akhir September ini dengan diikuti sekolah/madrasah di Lombok Timur," ungkap Tria Medina, Sabtu (30/09/2022).
Dalam lomba ini Tria mengangkat judul esai Metode RWS dalam Program Saturday Creative sebagai Wadah Pengembangan Literasi di MAN 1 Lombok Timur.
Tria Medina menjabarkan bahwa kebutuhan literasi di era sekarang ini memang sangatlah menurun terutama pada kalangan remaja.
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya literasi membuat remaja kini merasa bodo amat. Contohnya rasa malas remaja dalam hal baca dan tulis.
Memiliki rasa yang selalu ingin serba instan membuat remaja di era ini memilih copy paste materi di internet tanpa membacanya.
Karena itu, Tria merasa bangga di MAN 1 Lombok Timur memiliki program setiap hari Sabtu yang disebut sebagai Saturday Creative.
Dalam program ini diharuskan bagi perwakilan dari setiap ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini menampilkan bakat yang telah dipelajari dari ekstrakurikuler tersebut.
Saturday Creative seharusnya adalah hari bebas dari pelajaran. Bisa dikatakan sebagai refreshing otak setelah beberapa hari belajar full day di MAN 1 Lombok Timur.
Untuk mengisi Saturday Creative, bisa diterapkan pula metode RWS (Read, Writing, and Story). Metode ini merupakan solusi dalam meningkatkan kepekaan siswa terhadap literasi.
Kepala MAN 1 Lotim M Nurul Wathoni menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya terhadap prestasi siswanya. Mereka telah gigih berjuang mengembangkan diri.
Ia menyebut prestasi ini merupakan buah dari ketekunan dan semangat siswi yang bersangkutan dalam mengikuti bimbingan ektra KIR di MAN 1 Lotim di bawah binaan Bohari Muslim.
Atas torehan prestasi ini, pihak madrasah tidak memberikan apresiasi ucapan semata namun memberikan reward, di samping reward dari panitia berupa piala, sertifikat dan dana pembinaan.
Ia berharap semua siswanya untuk tidak lelah melakukan latihan mengembangkan bakat dan keterampilan yang mereka miliki untuk masa depan mereka.
Karena baginya, kedepan tantangan kehidupan semakin berat sehingga membutuhkan persiapan menghadapi semua itu. Jika tidak, ia khawatir generasi ini akan menjadi generasi yang lemah.
"Apa yang paparkan dalam essai Tria Medina itu fakta hari ini, oleh karena itu kita mendorong semua generasi untuk memperkuat literasinya," ucap Wathan.