Kepala Dinas Kesehatan Lotim Dr. H. Pathurrahman |
Demikian diungkapkan Wagub saat launching Gotong Royong Bhakti Stunting di Desa Lendang Nangka Utara Kecamatan Masbagik, Senin (22/05/2023). Wagub memberi apresiasi bagi Lotim yang sukses melakukan penurunan stunting dengan cukup tajam.
Kesuksesan Bupati Lotim katanya juga karena Bupati menempatkan pilihan Kepala Dinas Kesehatan (Kadikes) yang tepat. Dimana, Lotim sudah bisa melakukan pembagian tugas dengan baik.
Wagub menjelaskan, penanganan stunting merupakan program prioritas Presiden. Penurunan stunting sangat penting.
Angka-angka stunting diketahui datang dari proses survei. Mulai dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) maupun proses pencarian data lainnya.
Dalam proses pengumpulan data ini, Wagub meminta semua tim pendata harus ada pendampingan dari ahli gizi sehingga bisa hadirkan data yang valid.
Disadari, sejauh ini data Stunting ini dari tiga sumber. Riskesda, SSGI dan Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM).
Data dari EPPGBM ini diakui tidak bisa dibandingkan dengan SSGI. Akan tetapi, diyakinkan Wagub, di NTB termasuk di Lotim bisa buktikan dan sajikan data stunting by name by address.
Menyuguhkan data dengan nama dan alamat lengkap ini diakui tidak mudah. Secara nasional, EPPGBM belum bisa juga dibuat.
Hal ini karena tidak semua daerah yang bisa suguhkan data EPPGBM 100 persen seperti yang dilakukan di NTB. "Belum ada yang inputnya hampir 100 persen di Indonesia seperti di NTB," sebut Rohmi Djalilah.
Bagi NTB bersama dengan semua Kabupaten/kota sudah membuat seluruh Posyandu menjadi aktif. Puskesmas juga aktif. "Kita punya data by name by address," sambungnya.
Berdasarkan data EPPGBM tersebut, maka intervensi program penanganan stunting bisa tepat. Tidak lagi ngawang-ngawang.
Ditambahkan, program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di semua Posyandu dan akun terbatas dananya.
Keterbatasan dana tersebut dikatakan Wagub terjadi di semua tingkat pemerintahan dari desa sampai Provinsi.
Tapi, katanya, kalau yang terbatas dialamatkan dengan tepat, maka hasilnya akan bagus. Sebaliknya, kalau tidak tepat, maka programnya sama seperti garami air laut.
Wagub memotivasi, stunting prinsipnya bisa ditekan. Secara global, kemampuan menekan kasus stunting ini rangenya rata-rata 2-3 persen.
Namun, dengan intervensi yang kuat maka bisa lebih besar seperti pengalaman Lotim yang dinilai sekarang cukup tajam penurunannya.
Melalui gerakan Bhakti penanganan stunting di seluruh daerah bisa akan menekan sampai tersisa 14 persen sesuai target nasional.
Sisa masa kepemimpinannya diharapkan bisa mengejar target tersebut. Termasuk di Kabupaten Lombok Timur.
Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur H. Pathurrahman dal kesempatan tersebut menjelaskan pengendalian stunting di Kabupaten Lotim sudah mendapat perhatian serius.
Pihaknya menyadari, dampak stunting secara konseptual akan pengaruhi perkembangam otak, tumbuh dan organ tubuh anak.
Jangka pendek berpengaruh pada kognitif atau intelegensi. Masa tua rentan resiko penyakit tidak menular seperti diabetes, serangan jantung, dan lain.
"Kalau otaknya terganggu, berpengaruh pada kecerdasan maka tak bisa sekolah tinggi. Masa depan anak yang stunting terancam,” ungkapnya.
Berdasarkan Data SSGI tahun 2021 Lotim penyumbang terbesar stunting di NTB. Tapi, tahun 2022 data SSGI turun menempatkan Lotim tak lagi nomor satu.
Lombok Timur saat ini menjadi urutan ketiga setelah Loteng dan KLU dengan persentase saat ini 35 persen dari sebelumnya 37 persen.