Pada kesempatan itu, Bupati bersama Forkopimda dan sejumlah pimpinan OPD menyempatkan diri singgah melihat dan mencicipi beberapa menu yang tersedia di lokasi. Ia memberikan apresiasi kepada para pedagang yang bersedia di relokasi ke kawasan pusat kuliner tersebut.
Kepada para pedagang tersebut Bupati berharap dapat menjadikan pusat kuliner tersebut ‘bersinar, yang merupakan akronim dari bersih, indah, nyaman, aman, dan rapi. Hal itu menurutnya selaras dengan Pancor sebagai kota santri dan nama besar Hamzanwadi sebagai salah satu organisasi yang tumbuh dan berkembang dari Pancor.
Bupati yang hadir mengenakan sapuk juga berpesan untuk mengumpulkan seluruh potensi pedagang di pusat kuliner tersebut, sehingga tidak ada pedagang yang mengisi kawasan sekitar ruang terbuka publik (RTP) Pancor. Ditegaskannya bahwa RTP hanya menjadi lokasi aktivitas masyarakat seperti olahraga, rekreasi, atau kegiatan lainnya, kecuali berdagang.
Terakhir ia berharap agar para pedagang dapat berkreasi termasuk menyediakan dan mengembangkan menu-menu tradisional masyarakat sasak yang tidak kalah dengan daerah lainnya di Indonesia. Ia berharap dapat menemukan ares, sayur nangka, dan hidangan khas masyarakat lombok di pusat kuliner itu nantinya.
Bupati juga berharap keberadaan pusat kuliner ini akan membawa peningkatan perhasilan dan ekonomi masyarakat. Tercatat 70 pedagang direlokasi untuk mengisi pusat kuliner malam yang merupakan upaya menjaga dan mengamankan RTP Pancor.
Masyarakat tampak antusias meramaikan peresmian Pusat Kuliner Malam Ite Pada Epe. Pusat Kuliner ini berada di sepanjang jalan Pejanggik dari depan perpusatkaan Masjid At-Taqwa Pancor hingga simpang empat Jalan Achmad Dahlan, menyisakan satu jalur yang menuju Rakam