Dewan Masyayikh MDQH deklarasi menangkan Ganjar Mahfud |
Selain Dewan Masyayikh, deklarasi ini juga dihadiri oleh santri-santriwati MDQH tingkat empat yang telah memiliki hak pilih. Ada pula hadir dewan guru dari pondok pesantren yang dipimpin oleh para dewan masyayikh masing-masing.
Dewan yang berisi para tuan guru dan kiai itu menjatuhkan pilihan pada pasangan Ganjar-Mahfud karena salah satu dari pasangan tersebut, Mahfud MD, pernah menjadi santri dan dipandang sangat dekat dengan tradisi pesantren. Ganjar sendiri didampingi oleh TGB Dr. HM Zainul Majdi pernah berziarah ke Makam Guru Besar TGKHM Zainuddin Abdul Madjid, ulama kondang NTB yang diangkat sebagai salah satu Pahlawan Nasional pada 2017 silam.
Upaya-upaya yang akan dilakukan untuk memenangkan Ganjar-Mahfud ini adalah turun ke masyarakat secara langsung, melalui pengajian majlis taklim, sosialisasi kepada santri dan dewan guru, dan menyampaikan dukungan secara terbuka lewat media, baik offline maupun online.
“Pak Ganjar sosok pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Pak Ganjar dan Kiyai Mahfud sosok pengayom masyarakat, peduli rakyat kecil, disabilitas, petani hingga semua elemen masyarakat. Mahfud sendiri sosok santri berjiwa ksatria,” ujar Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Ahmad Tantawi, salah satu anggota dewan masyayikh MDQH NWDI Pancor, pada momen deklarasi.
TGKH Ahmad Tantawi juga mengatakan, untuk memilih presiden perlu melihat latar keluarga masing-masing pasangan. “Kalau ingin memilih presiden, lihat istri mereka. Kalau ingin memilih Pak Ganjar, lihat istrinya, Ibu Atiqoh. Ibu Atiqoh adalah keturunan ulama besar di Jawa Tengah,” kata TGKH Ahmad Tantawi.