Teguh Satya Bhakti |
Teguh Satya Bhakti mengatakan masyarakat NTB tidak perlu mendengarkan pandangan eks gubernur NTB, Zulkieflimansyah. Apalagi, selama menjadi gubernur belum sukses membangun NTB.
TSB menilai mantan gubernur itu sepertinya tidak mengikuti dengan baik perkembangan dinamika politik nasional, namun hal itu boleh jadi karena ia sudah pensiun dari birokrasi dan tidak ikut sebagai peserta pemilu 2024.
"Jadi
wawasan politik nasionalnya sudah gak up to date lagi, diabaikan saja gak perlu
dianggap sebagai yang maha benar," kata TBS melalui keterangan tertulis,
Senin 8 Januari 2024.
Soal
hasil survei Capres No. 3 Ganjar-Mahfud, TSB berpandapat bahwa hasil riset dari
lembaga lembaga survei saat ini tidak bisa lagi dijadikan rujukan untuk
memperoleh kebenaran mutlak dalam menilai kontestasi pileg dan pilpres 2024.
Menurut
TSB, banyak faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan, seperti, pertama,
kemajuan IT. Masyarakat saat ini dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi
apa saja mengenai track record capres dan cawapres 2024.
Kedua,
masyarakat Indonesia sekarang sudah memiliki kesadaran kolektif untuk
memperbaiki dan membersihkan negara sebagai akibat dari kerusakan-kerusakan
yang terjadi selama ini.
Ketiga,
masyarakat Indonesia juga sudah mengetahui mana pemimpin yang salah dan mana
yang benar. Keempat masyarakat juga memahami mana pemimpin yang baik dan mana
yang yang buruk.
Kelima,
masyarakat indonesia sekarang sudah pintar, mereka tidak lagi mau hanya sekadar
dijadikan sebagai objek dalam setiap pemilu, mereka sekarang telah naik level
berubah menjadi subjek pemilu.
Menurutnya,
masyarakat merupakan pengendali dan penentu kemana negara ini hendak dibawa
dalam pileg dan pilpres 2024 nanti.
Oleh
karena itu TSB berkeyakinan, Ganjar-Mahfud akan memperoleh suara yang
signifikan secara nasional, dan tentunya di NTB.