Okenews.net - Direktur Mi6 Bambang Mei Finarwanto, mengingatkan pasangan Rohmi-Firin jangan terlena meski basis dukungan kian meluas dan memiliki sosok unggul pada diri Jilbab Ijo.
Sebab, hasil kajian Mi6 menunjukkan, bagi kandidat kepala daerah yang merasa memiliki dukungan kuat, akan muncul godaan untuk merasa aman dan menganggap bahwa kemenangan sudah pasti.
"Sikap terlena ini bisa menjadi bumerang yang serius. Dalam pesta demokrasi seperti Pilkada, Didu menjelaskan, selalu ada volatilitas pemilih," kata Bambang Mei Finarwanto, Selasa (2/7/2024).
Diakui, dukungan masyarakat bisa sangat dinamis. Pemilih yang sebelumnya mendukung kandidat tertentu, bisa mengubah pilihan mereka berdasarkan berbagai faktor.
Harus dihitung pula strategi kampanye pesaing. Sebab, kandidat lain mungkin mengadopsi strategi kampanye yang lebih agresif atau inovatif, yang bisa menarik perhatian pemilih dan mengalihkan dukungan dari kandidat yang merasa aman.
Termasuk pula memperhitungkan kemungkinan munculnya aliansi dan koalisi baru yang bisa mengubah dinamika. Karena itu Didu mengingatkan, kerja-kerja tim pemenangan pasangan Rohmi-Firin masih jauh dari kata usai.
Pasangan yang mendapat dukungan dari NWDI organisasi massa Islam terbesar di NTB ini, harus terus dapat menjaga momentum hingga hari penentuan di mana publik Bumi Gora datang menyalurkan hak pilihnya ke bilik suara.
Upaya untuk terus menjaga momentum tetap terpelihara tersebut masih terbuka lebar bagi pasangan Rohmi-Firin. Didu memberi contoh, banyak hal yang masih belum terdeliver dengan baik kepada para pemilih terkait sosok Musyafirin.
Tak banyak yang tahu, Bupati Sumbawa Barat yang memiliki sederet prestasi tersebut, adalah Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sumbawa Barat.
Selama ini, publik hanya mengetahui Firin adalah birokrat dengan kapasitas kepemimpinan yang teruji, lalu menjadi Bupati dua periode di Bumi Pariri Lema Bariri, dan politisi PDI Perjuangan.
Sementara perkhidmatan dan pengabdian panjangnya di Nahdlatul Ulama (NU), justru tidak banyak yang mengetahui.
Didu meyakini, semakin banyak khalayak yang mengetahui pengabdian dan perkhidmatan Musyafirin di NU, akan menjadikan basis dukungan pemilih bagi pasangan Rohmi-Firin juga semakin meluas.
Hal ini lantaran, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia itu memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat. NU tidak hanya memengaruhi aspek keagamaan, tetapi juga sosial, ekonomi, dan politik.
”Bagi kandidat kepala daerah, memiliki rekam jejak dalam perkhidmatan dan pengabdian kepada organisasi massa Islam, terbukti menjadi salah satu faktor kunci dalam membangun kepercayaan dan mendapatkan dukungan publik,” ucap Didu.
Hal lain yang masih perlu dimaksimalkan oleh pasangan Rohmi-Firin kata Didu adalah perlu kian masifnya kampanye lintas wilayah.
Sebagai figur yang merepresentasikan Pulau Lombok, Didu menyarankan Rohmi untuk juga datang langsung menyapa masyarakat di Pulau Sumbawa.
Banyak warga Pulau Sumbawa yang merindukan pula kehadiran Rohmi di sana. Rohmi misalnya bisa mengunjungi warga Pulau Lombok yang transmigrasi di Pulau Sumbawa.
Rohmi juga bisa bertatap muka langsung dengan para Pedagang Kaki Lima dari kalangan kaum perempuan di seluruh Pulau Sumbawa, yang jumlahnya juga sangat signifikan.
Demikian pula halnya dengan Musyafirin. Harus juga menyapa langsung masyarakat di Pulau Lombok.
Sebagai Ketua PCNU, Haji Firin bisa berkomunikasi dan bertatap muka langsung dengan para Nahdliyin di Pulau Seribu Masjid. Bisa pulau berkomunikasi dengan badan-badan otonom NU seperti Fatayat dan lainnya.
”Tentu cross campaign ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Bukan hanya sekali dua kali,” kata Didu.
Mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB dua periode ini menjelaskan, pasangan kepala daerah yang berasal dari dua wilayah berbeda sering kali menghadapi tantangan unik.
Mereka harus mampu menggabungkan dan mengelola dukungan dari basis pendukung yang beragam secara geografis dan budaya.
Terkadang kata Didu, wilayah asal kandidat memiliki loyalitas yang kuat yang mungkin tidak serta merta diterima di wilayah lainnya.
Hal ini bisa menimbulkan kesenjangan dalam dukungan dan memerlukan pendekatan untuk menyatukan pemilih.
Karena itu kata dia, dalam hal ini, metode kampanye lintas wilayah menjadi penting untuk memperluas basis dukungan dan memastikan keberhasilan kinerja tim pemenangan.
”Cross campaign itu bagian dari upaya menjaga momentum hingga akhir. Meraih kemenangan dalam Pilkada tidak cukup hanya dengan memulai dengan baik. Tapi butuh konsistensi dan fokus pada tujuan hingga akhir," tutup Didu.