Taupik menyatakan informasi hoax (palsu) yang digelindingkan oleh oknum tim sukses itu adalah bentuk kampanye negatif yang tidak bertanggung jawab dan tidak bermoral. "Saya menduga informasi yang disebarkan oleh oknum itu adalah salah satu cara kampanye negatif yang dilakukan oleh pihak tertentu, karena mereka panik atas hasil survei kami," katanya. Senin (25/11/2024).
Masih lanjut dia, hasil survei Median di Pilkada Lombok Timur yang telah dirilis adalah benar adanya. Sebab, antara TPK dan lembaga survei Median telah melakukan berkontrak secara resmi pada tanggal 6 Juli 2024 lalu.
"Kok oknum itu bilang Median tidak pernah melakukan survei di Lombok Timur, ini kan lucu sekali. Kami sudah meneken kontrak dengan Rico Marbun selaku pihak yang mewakili lembaga survei Median pada bulan Juli lalu di Jakarta," tegasnya.
Lanjut dia, lembaga Rico Marbun adalah pemilik dari lembaga survei Median sekaligus sebagai Ketua Desk Pilkada DPP Partai Gelora.
"Jadi saat kami mengurus rekomendasi Partai Gelora, kami juga langsung menyepakati untuk berkontrak dengan Median, sebagai lembaga survei yang akan digunakan RAMAH sebagai lembaga survei internal yang digunakan di Pilkada Lombok Timur," paparnya.
"Jadi clear, lembaga survei Median sudah melakukan survei di Lombok Timur, dan hasil surveinya adalah benar adanya yang kami jadikan patokan dalam perjuangan memenangkan RAMAH di Pilkada Lombok Timur," imbuhnya tegas.
Dirinya berpesan kepada pihak yang tidak bertangungjawab untuk tidak menyamakan perbuatan yang mereka lakukan dengan apa yang dilakukan oleh TPK RAMAH.
Sebab kata dia, TPK RAMAH senantiasa menjunjung nilai dan fatsun politik yang beretika dalam setiap perjuangan memenangkan RAMAH di Pilkada Lombok Timur.
"Jangan samakan dong kerja-kerja tim paslon yg menyebar hasil survei hoax dengan tim kami yang kerja keras dalam senyap memenangkan paslon RAMAH," tegasnya.
"Kita tahu bersama beberapa waktu lalu ada salah satu tim paslon yang sebar hasil survei hoax dan dibantah oleh lembaga survei itu sendiri dalam hitungan jam, itu yang pasti dan jelas tidak beretika," tandasnya.