Okenews.net - Siswi MAN 1 Lotim raih juara komba Essai yang diikuti pelajar dari tiga provinsi yakni Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur atau yang dikenal dengan istilah Bali-Nusra yang diselenggarakan MAN IC Lotim di akhir tahun 2024.Dwiadzara Nindya Atha Cahyani
"Dalam lomba ini, para peserta diminta untuk mengirimkan karya tulis berupa essai yang kemudian diseleksi untuk ditentukan para finalis yang akan mengikuti presentasi final," ujar siswi MAN 1 Lotim Dwiadzara Nindya Atha Cahyani, Selasa (24/12/2024).
Pada lomba ini, Dwiadzara Nindya Atha Cahyani masuk menjadi finalis dan sukses meraih juara 2. Nindya mengangkat judul "Rekonstruksi Moral Generasi Z Melalui Cerita Rakyat Dalam Bentuk Karikatur Berbasis Digital".
Dalam essainya, Nindya mengulas rekonstruksi moral generasi melalui cerita rakyat dalam bentuk karikatur berbasis digital sebagai upaya menghidupkan kembali nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat dengan memanfaatkan teknologi modern.
"Cerita rakyat, yang kaya akan pesan-pesan seperti kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab, dapat disajikan melalui karikatur digital agar lebih menarik dengan gaya hidup generasi Z," ujarnya.
Menurutnya, karikatur digital, mudah diakses melalui media sosial atau aplikasi menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan moral secara visual. Pendekatan ini tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menyesuaikannya dengan kebutuhan zaman.
"Inovasi ini memerlukan kolaborasi antara seniman, pendidik, dan pengembang teknologi agar keaslian cerita tetap terjaga. Dengan demikian, cerita rakyat dapat menjadi alat yang relevan untuk membangun karakter generasi di era digital," papar Nindya.
Atas torehan prestasi siswinya yang aktif di ektrakurikuler KIR ini, kepala MAN 1 Lotim M Nurul Wathoni menyampaikan rasa syukur dan mengapresiasi prestasi yang diraih peserta didiknya dan menambah deretan piala di etalase madrasah.
Pihak madrasah akan terus memberikan suport untuk menguatkan minat bakat siswa termasuk mendorong mereka ikuti kompetisi agar kemampuan dan pengalamannya bisa terus meningkat dan berkembang.
"Selain siswa mendapatkan reward dari panitia berupa sertifikat juara dan dana pembinaan, pihak madrasah juga berkomitmen untuk memberikan reward melalui program tebus prestasi," tutup Wathoni.