Pengakuan Pembegal Amak Sinta yang Terancam 12 Tahun Penjara
Pembegal Amaq Sinta (baju merah) yang diamanka Polda NTB |
Berdasarkan pengakuan salah seorang saksi, rencana pembegalan sudah direncanakan saat mereka minum tuak di Pasar Beleka bersama rekannya termasuk dua pelaku yang meninggal dunia.
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto mengatakan, hari ini pihaknya hadirkan 1 tersangka begal di Lombok Tengah karena 2 diantaranya meninggal dan satunya lagi di Polres Lombok Tengah.
Artanto menjelaskan, setelah dilakukan penyelidikan didapati fakta bahwa kedua janazah yang ditemukan tergeletak di Jalan Raya Dusun Ganti dan dua orang rekannya yang berhasil selamat adalah pelaku curas atau begal.
Fakta berikutnya, berdasarkan sejumlah saksi yang dimintai keterangan, pihaknya menyimpulkan bahwa diduga kuat keempat orang tersebut adalah pelaku curas atau begal.
Ia menyebutkan, dalam menentukan kasus tersebut, selain melakukan penyelidikan dan olah TKP, Polda NTB juga melibatkan sejumlah pakar hukum untuk membedah kasus tersebut.
"Saat ini sudah lima saksi yang kita mintai keterangan," jelasa Artanto didampingi Direktur dan Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum saat Konferensi Pers.
Berdasarkan fakta penyidikan, ia mengaskan, peristiwa itu terjadi pada tanggal (10/4/2022). Korban yang hendak ke Lombok Timur dipepet oleh pelaku menggunakan sepeda motor.
Korban begal atau curas bernama Amak Sinta alias Murtade, sontak melakukan perlawanan dan menikam kedua korban begal tersebut dengan pisau yang dibawanya sendiri.
Melihat rekannya tersungkur W dan H mencabut pedangnya dan berusaha menebas Amak Sinta namun berhasil dihindari.
Melihat Amak Sinta tidak terkalahkan, dua orang pelaku melarikan diri, sementara dua orang lagi tersungkur dan meregang nyawa di tempat akibat luka tusuk dibagian dada dan punggung oleh Amak Sinta.
Hasil visum yang dilakukan terhadap Amak Sinta, dia mengalami luka memar di tangan kanannya, karena menangkis serangan pelaku.
Sementara Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Kombes Pol Hari Brata mengatakan, berdasarkan beberapa saksi menerangkan bahwa sebelum kejadian itu, keempat pelaku merencanakan aksinya ditempat minum tuak.
"Kita sudah mintai keterangan 5 orang saksi, termasuk korban Amak Sinta, dan sebagiannya lagi saksi yang mengetahui rencana mereka di tempat minum tuak," jelas Haribrata.
Sementara pelaku yang dihadirkan saat itu, juga mengaku merencanakan hal itu saat berada di pasar Beleka bersama rekannya termasuk dua pelaku yang meninggal dunia.
"Penyelidikan ini merupakan hasil dari tim gabungan Polda NTB dengan Polres Lombok Tengah," terangnya. Pelaku terancam dijerat dengan Pasal 365 KUHP dengan ancaman 12 tahun penjara.