Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Membantu Mengajar di Perbatasan
Okenews - Personel Yonif 742/SWY yang sedang melaksanakan tugas di wilayah perbatasan RI-RDTL Sektor Timur membantu pihak sekolah mengajarkan beberapa mata pelajaran seperti matematika, sejarah dan bela negara.
Di samping itu ada pelajaran eksakta kurikuler yang juga diberikan diantaranya latihan peraturan baris berbaris (PBB) dan peraturan penghormatan militer (PPM) serta pelatihan Pramuka di sekolah-sekolah.
Demikian dikatakan Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Letnan Kolonel Inf Bayu Sigit Dwi Untoro disela-sela kesibukannya di Mako Satgas Kelurahan Umanen Kecamatan Atambua Barat Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, Senin (24/05/2021).
Dijelaskan Bayu Sigit, personel pos jajaran sejak bulan lalu sudah mulai berkoordinasi dengan pihak sekolah bahkan sudah ada yang mengajar di sekolah-sekolah khususnya di wilayah perbatasan untuk memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak kita yang sedang mengejar mimpi dan cita-citanya.
Hari ini, personel Pos Asumanu mengajarkan tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan bela negara kepada adik-adik siswa-siswi di SDN 01 Fatuloro dan personel Pos Dafala memberikan pelatihan dasar Pramuka di SMPN Dafala.
Selain itu, lanjutnya, personel Mako Satgas juga selama tiga hari memberikan materi bela negara, wawasan kebangsaan dan disiplin dalam pelatihan Pramuka sampai kemarin sore (Minggu, red).
"Ini dilakukan untuk melatih adik-adik dari sedini mungkin sebagai generasi muda penerus bangsa untuk memaksimalkan setiap potensi yang ada dalam dirinya baik intelektual, spiritual, sosial dan fisik," terang Dansatgas.
Dengan demikian kata Alumnus Akmil 2003 itu, akan terbentuk karakter atau kepribadian dan akhlak yang mulia para generasi muda selain menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa di dalam diri generasi muda sehingga menjadi individu yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
"Kami berharap adik-adik di wilayah perbatasan mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri untuk bersaing ditengah globalisasi sehingga kedepan dapat membangun daerahnay sendiri minimal kampung halamannya," tutup pria kelahiran Bandung itu dengan penuh harap.