www.okenews.net: Perempuan
Tampilkan postingan dengan label Perempuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perempuan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Mei 2021

Ummi Rohmi: Posyandu Keluarga Solusi Permasalahan Perempuan

Okenews - Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah  targetkan empat capaian yang harus dikerjakan terkait permasalahan anak dan perempuan.

Ummi Rohmi saat memimpin rapat bersama DP3AP2KB


DP3AP2KB NTB sebagai leading sektor, diantaranya menghadirkan kota layak anak, menurunkan angka perkawinan anak, dan menurunkan perdagangan orang dan menurunkan kekerasan terhadap perempuan.


Ummi Rohmi sapaan akrabnya, berharap posyandu keluarga dapat dimaksimalkan keberadaannya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan anak dan perempuan. 


Keberadaan posyandu keluarga sebagai sarana pelayanan Kesehatan dari bayi hingga lansia, sehingga seluruh segmen usia mapun genre dapat ditangani.


“Kalau dulu layanan posyandu kita hanya melayani bayi dan ibu hamil saja. Kedepan tidak boleh melayani ibu dan bayi saja tetapi lansia,” tutur Ummi Rohmi saat memimpin rapat bersama DP3AP2KB, Kamis (27/05/2021).


Posyandu Keluarga yang diharapkan Ummi Rohmi dapat memenuhi empat elemen posyandu, yakni posyandu KIA, Posbindu, Posyandu Keluarga dan Posyandu Lansia. 


"Keberadaan Posyandu Keluarga diharapkan mampu menopang 4 elemen posyandu yang nantinya diaktifkan seluruh dusun dan lingkungan yang ada di NTB, " tuturnya. 

Kamis, 20 Mei 2021

Menyedihkan...! Kisah Perempuan Lansia yang Tinggal Sendiri

Okenews - Menyedihkan, seorang perempuan lanjut usia (Lansia) tanpa ditemani seorang pun. Perempuan tua yang tinggal di Dusun Karang Juli Desa Kadindi Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat berusia sekitar 70 tahun.

Kondisi Nenek Yin yang tinggal di rumah seorang diri


Perempun lansia yang biasa disapa nenek Yin itu tinggal di rumah dengan kondisi memprihatinkan. Atap rumah bocor, sehingga kalau musim hujan ia harus berjibaku dengan air hujan yang masuk ke dalam rumah.


Selain hidup sendiri, saat ini, Nenek Yin juga harus menahan rasa sakit selama 4 bulan terakhir. Kakinya membengkak karena dipatok ular yang dibaluti kain. Parahnya lagi luka sudah terinveksi sehinggga lukanya pun dikerumuni lalat.


Saat ditemui wartawan, Kamis (20/05/2021), Nenek Yin sedang merangkak untuk menanak nasi dengan menggunakan kayu bakar. Lebih menyedihkan lagi, ia mengaku seringkali makan tanpa sayur. Ia seringkali makan hanya dengan lauk garam jika tidak ada tetangga yang mengantarkannya lauk.


Bangunan rumah Nenek Yin yang terdiri dari 3 ruangan beralaskan tanah. Ruang depan sebagai tempat memasak, ruang tengah tempat menaruh rak kayu yang tampak mulai reot dan nyaris roboh, sementara ruang tidur terdapat kasur dan selembar karpet pemberian tetangganya. 


Nenek Yin juga menceritakan, sebelum menderita sakit yang sudah 4 bulan ini, ia mengaku membuat kasur untuk menopang ekonomi. Tetapi semenjak ia sakit, sudah tidak lagi bisa bekerja.


Meski demikian, Nenek Yin tetap berjuang sendiri tanpa meminta belas asih dari tetangganya. Namun dengan kondisi seperti sekarang ia hampir putus asa menjalani hidup dengan keterbatasan bergerak dan pendengaran mulai berkurang . 


Ditengah sakit yang dideritanya, ia tidak ada harapan lain selain dari hasil menjual buah pisang yang tumbuh di halamannya meski dengan hasil penjualan tidak seberapa. Ia juga berharap agar penyakit yang diderita bisa sembuh agar bisa beraktivitas dengan lancar meski sudah lanjut usia.


Ketua Lembaga Kesejahteraan Sosial Tambora Boy Irawan saat mengunjungi Nenek Yin berharap agar semua elemen bergerak bersama untuk membantu Nenek Yin yang memang layak untuk diperhatikan. 


Terlepas dari tendensi apapun, Boy menegaskan, pihaknya bukan bermaksud menyalahkan pemerintah, namun yang paling penting bagaimana sekarang kerjasama dan kepedulian bersama untuk membantu mengurangi derita Nenek Yin.


Ia berharapan agar pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten melalui dinas terkait untuk lebih memprioritaskan masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan terutama bantuan sosial.


"Jika banyak lansia tidak dapat bantuan terkendala identitas, maka saya pikir mereka yang memiliki indentitas seharusnya akan dengan mudah mendapatkan bansos agar keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia benar-benar terealisasi," harapnya.


#Jurnalis: AHMAD ALWAN | Editor: AM. ALIYA


Kamis, 01 April 2021

Siapkan Perempuan Tangguh Bencana, BPBD NTB Gelar Simulasi Bencana

Okenews.net - Sedikitnya 50 orang mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi terlibat dalam simulasi penanggulangan bencana yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB. 

50 orang perempuan mengikuti simulasi


Ketua Tim Penggerak PKK NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati mengatakan, populasi perempuan dengan 51 persen dari jumlah penduduk layak dibekali kemampuan menanggulangi bencana. Setidaknya bagi keluarga dan orang terdekat jika terjadi bencana.


Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan simulasi dan didaulat sebagai incident commander di lapangan kantor BPBD Provinsi NTB, Jalan Lingkar Selatan, Kamis (01/04/2021). Dikatakannya, sebagai daerah dengan potensi bencana yang bisa datang setiap saat, kaum perempuan harus dibekali dengan keterampilan dasar penyelamatan dan penanggulangan jika terjadi bencana. 


TP PKK yang berbasis keluarga secara nasional juga memiliki program Keluarga Tanggap dan Tangguh Bencana yang diharapkan menjadi agen penanggulangan yang mengajarkan pengetahuan dasar bencana dan penanggulangannya, sampai dengan membantu petugas jika terjadi bencana. 


Oleh karena itu, lanjut Bunda Niken, alumni Wanita Tangguh Bencana BPBD akan dijadikan trainer (pelatih) dalam kegiatan PKK dalam skala yang lebih kecil. Pengetahuan ini, seperti dikatakannya, sangat penting karena potensi perempuan secara fisik dan mental juga sama dengan pria bahkan melebihinya. 


Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD, Zainal Abidin mengatakan, simulasi ini adalah sesi praktik dari pelatihan selama dua bulan. Mahasiswi tersebut berasal dari Unram, STIKES Yarsi, Unizar, Poltekkes Mataram dan beberapa komunitas mahasiswi yang konsen kepada penanggulangan bencana maupun mahasiswi yang sedang KKN dan praktek lapangan. 


“Pendidikan Wanita Tangguh Bencana ini sebagai upaya memperkuat mitigasi bencana dengan melibatkan masyarakat dan kelompok masyarakat seperti mahasiswa. Dengan pengetahuan dasar itu nantinya bisa membantu masyarakat sekitar jika terjadi darurat bencana atau harus menolong korban dan membantu petugas di lapangan,” jelas Zainal.


Simulasi dimulai dengan tanda bahaya saat terjadi bencana. Para peserta Wanita Tangguh Bencana ini kemudian dikumpulkan dan diberikan perintah awal oleh Incident Commander untuk SAR (search and rescue) disekitar wilayah bencana. 50 orang mahasiswi kemudian membagi diri dalam dua kelompok yang bertugas menyisir daerah bencana untuk menemukan korban. Sedangkan kelompok lainnya menyiapkan area pertolongan dan peralatan P3K.


Kelompok SAR kemudian berpencar dan memastikan lokasi korban agar dapat dievakuasi. Selama pencarian berlangsung, tugas penting incident commander adalah meneriakkan perintah agar semua orang saling bekerjasama dalam situasi penuh tekanan dan memastikan setiap orang melakukan upaya penyelamatan. Baru kemudian, jika terdapat korban luka maupun lainnya, kelompok pertama yang berhasil mengevakuasi korban menyerahkan penanganan kepada kelompok kedua. 


Dibagian lain daerah bencana, beberapa Wanita Tangguh Bencana masih meneriakkan aba-aba jika masih terdapat korban yang tertinggal di dalam ruangan-ruangan bangunan kantor BPBD dan menyusuri setiap sudut komplek kantor BPBD.


Di area pertolongan, kelompok kedua yang mendampingi petugas medis dan tenaga lapangan BPBD mulai mengidentifikasi korban. Korban luka ringan langsung diobati dan korban luka parah dibawa ke rumah sakit. Beberapa ambulan dari kabupaten/ kota juga dilibatkan dalam simulasi dan mulai mengangkut korban. 


Dalam simulasi tersebut, tergambar kecekatan dan keterampilan para Wanita Tangguh Bencana dalam menangani korban yang dilakukan dalam situasi mendekati peristiwa sebenarnya bahkan dalam detail mengatur lalu lintas ambulan dalam kondisi darurat.

Selamat Idul Fitri 1444 H


Selamat Idul Adha 1445 H

 


Pendidikan

Hukum

Ekonomi